Hadapi Gejolak Ekonomi Global, KSSK Harus Antisipasi Dampak Terburuk

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 02 Agustus 2022 | 15:22 WIB
Ilustrasi/Pixabay
Ilustrasi/Pixabay

SinPo.id -  Menghadapi ketidakpastian ekonomi global saat ini, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), diharapkan untuk dapat mengantisipasi dampak terburuk dari risiko resesi.

Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad, mengatakan resesi di Amerika Serikat (AS) setidaknya akan berdampak pada dua hal bagi Indonesia, yakni tekanan ekspor, dan kenaikan suku bunga.

"Menghadapi situasi yang semakin tidak pasti ini, KSSK harus perkuat sinergi dan ada roadmap yang jelas untuk antisipasi dampak-dampak terburuk,” kata Kamrussamad dalam keterangan persnya, Selasa 2 Agustus 2022.

Pasalnya, Pendapatan Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal II-2022 negatif 0,9 persen setelah pada kuartal I-2022 negatif 1,6 persen. Menurutnya, kondisi tersebut diperkirakan akan membuat AS mengalami resesi.

"Hal itu diperparah dengan kenaikan suku bunga The Fed. Kenaikan suku bunga ini akan direspon dengan investor yang beramai-ramai menarik dananya dalam jumlah besar,” paparnya.

Selain itu, ancaman krisis lainnya adalah pertumbuhan ekonomi China yang negatif. Ditambah dengan konflik geopolitik antara Rusia-Ukraina yang belum juga reda. Hal tersebut akan berdampak pada performa ekspor Indonesia.

"Negara seperti AS, China, dan Eropa adalah negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Jadi, kalau mereka melemah, permintaan ekspor turun dan harga komoditas juga ikut turun," ungkapnya.

Meski Menteri Keuangan, Sri Mulyani  menilai kondisi tersebut tidak membuat rupiah melemah secara signifikan, tetapi ancaman krisis yang datang dari tiga penjuru akan membuat dampak lebih besar dari sebelumnya.sinpo

Komentar: