Karomani Kena OTT, Muhammadiyah: Bagaimana Indonesia Bebas KKN Kalau Rektornya Busuk!

Laporan: Khaerul Anam
Senin, 22 Agustus 2022 | 11:36 WIB
Rektor Unila, Karomani (SinPo.id/Laman Unila)
Rektor Unila, Karomani (SinPo.id/Laman Unila)

SinPo.id - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyoroti dugaan suap yang terjadi di Universitas Negeri Lampung (Unila) terkait penerimaan calon mahasiswa baru.

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyesalkan tindakan suap tersebut, terlebih yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah Rektor Unila, Karomani (KRM) dan beberapa jajarannya.

"Sangat disesalkan, bagaimana kita bisa mengharapkan dunia perguruan tinggi dapat mencetak lulusan-lulusan yang berkarakter kuat, terpuji, dan anti-KKN, kalau baru mau masuk kuliah saja, anak didiknya sudah tahu busuk dan buruknya perangai sang rektor dan bawahannya," kata Anwar Abbas dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin 22 Aguatus 2022.

Wakil Ketua MUI itu menyebut sebagai pimpinan tertinggi di kampus, semestinya dapat memberikan contoh yang baik atau teladan dalam bersikap dan bertingkah laku, terutama kepada para mahasiswa dan calon mahasiswa yang merupakan anak didiknya.

Ia pun menilai hal tersebut merupakan musibah yang memalukan bagi dunia pendidikan di tanah air karena masalah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) merupakan musuh besar bagi bangsa dan negara ini.

"Akan tetapi, ternyata sang rektor sendiri malah melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Sang rektor itu sendiri yang telah melakukan dan menyemai benih KKN tersebut kepada bawahan dan mahasiswanya," ujarnya.

Seperti diketahui, lembaga antirasuah telah menetapkan Rektor Unila Karomani dan tiga orang jajarannya sebagai tersangka suap penerimaan calon mahasiswa baru.

Lembaga antirasuah menangkap Rektor Unila Karomani, dalam giatan Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Jumat, 19 Agustus 2022.

KPK mengungkap Rektor Unila, Karomani diduga mematok tarif mulai dari Rp 100 juta hingga Rp 350 juta per orang agar diloloskan menjadi mahasiswa Unila.

Selain itu, Karomani juga diduga menyuruh beberapa jajarannya untuk mengumpulkan sejumlah uang yang disepakati dengan pihak orang tua peserta seleksi yang sebelumnya telah dinyatakan lulus berdasarkan penilaian yang sudah diaturnya.

 sinpo

Komentar: