Bisnis Pariwisata di Yogyakarta Kembali Redup Akibat Kenaikan Harga BBM

Laporan: Tri Bowo Santoso
Kamis, 15 September 2022 | 03:57 WIB
Jl. Malioboro, salah satu destinasi wisata di Yogyakarta. Foto: Istimewa
Jl. Malioboro, salah satu destinasi wisata di Yogyakarta. Foto: Istimewa

SinPo.id - Sejumlah wisatawan mengurungkan niatnya untuk berlibur ke Yogyakarta, lantaran harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan. Akibatnya, industri pariwisata terutama perhotelan semakin tertekan karena kembali kehilangan calon konsumen.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, Deddy Eryono, mengungkapkan, sejak harga BBM dinaikkan pemerintah tanggal 3 September 2022 lalu, sejumlah biro perjalanan membatalkan (cancel) kunjungan mereka ke Yogyakarta. Mereka membatalkan karena pelanggan enggan ketika harga dinaikkan.

"Jadi konsumen itu tidak mau kalau harganya dinaikkan. Padahal ongkos untuk bis naik, kemudian hotel juga ada kenaikan," tutur Deddy, Rabu 14 September 2022.

Deddy memastikan ada 120 trip yang dibatalkan akibat kenaikan harga BBM dari pemerintah. Angka itu, diperkirakan Deddy, akan bertambah mengingat saat ini tengah low season.

Deddy mengakui jika kenaikan BBM berpengaruh terhadap bisnis perhotelan. Karena saat ini okupansi telah mengalami penurunan di mana sekarang sudah tinggal 30-40 persen dari sebelum kenaikan harga BBM sebesar 60-70 persen.

"Memang ada penurunan tingkat hunian. Salah satunya ya karena kenaikan BBM ini," ujar dia.

Untuk hotel bintang 3 ke atas, ia mengakui memang masih tertolong dengan kegiatan MICE dari pemerintah dan instansi swasta lain. Sementara untuk bintang 2 ke bawah saat ini okupansinya sangat sedikit.

Oleh karenanya, PHRI meminta bantuan kepada pemerintah agar memberikan mereka diskon atau potongan yaitu potongan pajak perhotelan. Karena saat okupansi mengalami penurunan, biaya operasional mereka justru naik akibat BBM meningkat.

"Operasional kami naik 30-40 persen. Karena bahan baku naik semua," keluh Deddy.

Di samping itu PHRI juga berharap agar pemerintah daerah seperti Pemkot Yogyakarta atau Pemkab Bantul dan Sleman untuk menggelar event diskon yang mampu menolong mereka. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan membuat program great sale.

"Bisa saja dengan Bantul great sale atau Sleman great sale. Pokoknya untuk menolong kami," pungkas Deddy.

 sinpo

Komentar: