Hari Tani Nasional 24 September, Petani dan Buruh Bakal Gelar Aksi di Istana

Oleh: Ardi
Jumat, 23 September 2022 | 08:45 WIB
Demnstrasi menolak kenaikan harga BBM. Foto: SinPo.id
Demnstrasi menolak kenaikan harga BBM. Foto: SinPo.id

SinPo.id -  Ribuan petani diorganisir Serikat Petani Indonesia dan Partai Buruh bersama organisasi Serikat Buruh akan menggelar aksi unjuk rasa di Istana Negara, pada Sabtu 24 September 2022. Tanggal 24 September dipilih, karena pada hari itu bertepatan dengan Hari Tani Nasional.

"Dalam aksi para petani di Istana, kami juga akan tegas menolak kenaikan harga BBM,” kata Presiden Partai Buruh Said Iqbal, dalam keterangannya pada Jumat 23 September 2022.

Tuntutan yang diusung dalam aksi tersebut adalah mendesak reforma agraria. Dalam kaitan dengan itu, Partai Buruh mendesak pemerintah untuk membagikan tanah untuk petani. Dengan demikian, tidak ada lagi petani yang tidak memiliki tanah. Tuntutan lain yang akan disuarakan dalam aksi tanggal 24 September adalah menolak omnibus law UU Cipta Kerja. Hal ini, karena, omnibus law tidak hanya merugikan kaum buruh. Tetapi juga berdampak buruk bagi petani.
Selain itu, dalam aksi nanti juga akan disuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM telah membuat harga-harga melambung tinggi yang menyebabkan daya beli masyarakat merosot tajam. Partai Buruh memandang, kebijakan menaikkan harga BBM tidak tepat. Terlebih lagi saat ini harga minyak dunia sedang turun. Terlebih lagi, di beberapa negara, BBM dengan ron yang lebih baik dibandingkan dengan pertalite dan solar bisa dijual dengan harga lebih murah.

“Reforma agraria yang dimaksud oleh Partai Buruh adalah memastikan petani memiliki tanah,” tegas Said Iqbal.

Dalam kaitan dengan itu, buruh mendukung perjuangan petani dalam mewujudkan reforma agraria. Partai Buruh meminta pemerintah Indonesia mengembalikan tanah-tanah rakyat yang diambil dan dikuasai oleh korporasi. Termasuk meminta tidak ada kriminalisasi terhadap petani ketika mereka berjuang untuk mewujudkan reforma agraria.sinpo

Komentar: