Presiden Iran Ebrahim Raisi Ogah Diwawancarai Jurnalis CNN Karena Menolak Pakai Jilbab

Laporan: Tri Bowo Santoso
Jumat, 23 September 2022 | 13:56 WIB
Jurnalis senior CNN, Christiane Amanpour batal wawancara Presiden Iran Ebrahim Raisi karena menolak mengenakan jilbab. Foto: Istimewa
Jurnalis senior CNN, Christiane Amanpour batal wawancara Presiden Iran Ebrahim Raisi karena menolak mengenakan jilbab. Foto: Istimewa

SinPo.id - Wawancara khusus Ebrahim Raisi dengan Christiane Amanpour akhirnya batal setelah jurnalis senior CNN itu menolak permintaan Presiden Iran tersebut untuk mengenakan jilbab.

Raisi menarik diri dari sesi wawancara yang telah diagendakan di sela Sidang Majelis Umum PBB New York pada Rabu, 21 September 2022.

Sekitar 40 menit sebelum wawancara itu dimulai, seorang ajudan sudah menyarankan kepada Amanpour untuk mengenakan jilbab. Namun, Amanpour dengan sopan menolak permintaan itu.

Amanpour, yang dibesarkan di ibu kota Iran, Teheran, dan fasih berbahasa Farsi, mengatakan bahwa dia bersedia mengenakan jilbab saat meliput di Iran untuk mematuhi hukum dan kebiasaan setempat. Sebab, jika tidak, ia tidak dapat beroperasi sebagai jurnalis.

Tetapi dia mengatakan bahwa dirinya tidak akan menutupi kepalanya untuk melakukan wawancara dengan seorang pejabat Iran di luar negaranya, karena hal itu memang tidak diperlukan.

"Di sini, di New York, atau di mana pun di luar Iran, saya tidak pernah diminta oleh Presiden Iran mana pun - dan saya telah mewawancarai setiap dari mereka sejak 1995 - baik di dalam maupun di luar Iran, tidak pernah diminta untuk mengenakan jilbab," katanya pada program CNN New Day.

"Saya menolak dengan sangat sopan atas nama saya sendiri dan CNN, dan jurnalis wanita di mana pun karena itu bukan keharusan," tegas Amanpour.

Hukum Iran memang mengharuskan semua wanita untuk mengenakan penutup kepala dan pakaian longgar di depan umum. Aturan tersebut telah diberlakukan di Iran sejak Revolusi Islam 1979, dan wajib bagi setiap wanita di negara itu termasuk turis, tokoh politik yang berkunjung, dan jurnalis.

Amanpour mengakui jika ajudan Raisi sudah menjelaskan bahwa wawancara perdana dengan presiden Iran di tanah Amerika tidak akan terjadi jika Amanpour tidak mengenakan jilbab.

Penolakan Amanpour datang di saat protes anti-pemerintah meletus di seluruh Iran pekan lalu atas kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun saat dalam tahanan, setelah ditangkap oleh polisi moral Iran atas tuduhan melanggar hukum tentang jilbab.

Ribuan orang turun ke jalan, di mana beberapa wanita memotong rambut mereka dan membakar jilbabnya sebagai protes terhadap undang-undang tersebut. 

 sinpo

Komentar: