Survei LSJ: Elektabilitas Pak Bowo Konsisten Teratas, Ganjar-Anies Lewat

Laporan: Bayu Primanda
Selasa, 27 September 2022 | 16:25 WIB
Konferensi pers rilis survei LSJ/Istimewa
Konferensi pers rilis survei LSJ/Istimewa

SinPo.id -  Lembaga Survei Jakarta (LSJ) merilis hasil survei terbaru mereka tentang dinamika elektabilitas partai politik dan calon presiden (capres) menjelang Pemilu 2024.  Hasilnya, elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih teratas dengan perolehan 31,5 persen.

"Prabowo Subianto tetap bertengger di posisi teratas dengan 31,5 persen. Lalu, di posisi kedua masih tetap Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 20,8 persen, dan diikuti Anies Baswedan dengan 16,9 persen," ujar Peneliti Senior LSJ Fetra Ardianto, Selasa, 27 September 2022.

Berdasar survei pertama LSJ bulan Januari 2022 elektabilitas Ganjar dan Anies cenderung stagnant.

Sementara, tokoh-tokoh di luar ketiga nama di atas elektabilitasnya juga cenderung mandeg. Seperti Ridwan Kamil (RK) yang berada di posisi ke-4 masih terpaku di angka 7 persenan. Sandiaga Uno yang sempat  bercokol di posisi ke-4 sebelum diambil alih RK bahkan elektabilitasnya terus merosot.

Sedangkan Puan Maharani, Agus Harimurty (AHY) dan Menteri BUMN Erick Thohir mengalami peningkatan elektabilitas yang lumayan dibandingkan survei-survei LSJ sebelumnya.

Mengenai perkembangan elektabilitas partai politik, PDI Perjuangan tetap kokoh sebagai pemuncak. Saat ini dengan elektabilitas 22,8 persen PDI Perjuangan sementara Partai Gerindra dengan elektabilitas 16,9 persen berada di posisi kedua dan terus membuntuti elektabilitas PDI Perjuangan.

"Untuk Partai Golkar dan Partai Demokrat kelihatannya akan bersaing ketat memperebutkan posisi ketiga dan keempat," kata Feri.

Dari survei yang dilakukan LSJ, juga diketahui efek Ketua Umum Parpol maju sebagai Calon Presiden memberikan efek ekor jas pada partai. Seperti Partai Gerindra yang sejak Pemilu 2009 hingga 2019 selalu memajukan tokoh sentralnya Prabowo Subianto, terus mengalami kenaikan suara yang cukup signifikan.

"Pada Pemilu 2009 ketika Prabowo menjadi cawapres, Partai Gerindra baru memperoleh 4,46 persen. Lantas pada Pemilu 2014 saat Prabowo maju sebagai capres  suara Partai Gerindra melejit menjadi 11,81 persen. Begitu pula ketika pada Pemilu 2019 Prabowo maju lagi sebagai capres, suara Partai Gerindra naik lagi menjadi 12,57 persen dan menjadi runner up mengalahkan Partai Golkar dan Partai Demokrat yang tidak ikut nyapres," ujarnya.

Feri mengatakan, efek ekor jas dari pencapresan Prabowo terbukti telah mengungkit perolehan suara Partai Gerindra dari pemilu ke pemilu. Para calon pemilih atau konstituen partai besar lain khususnya Partai Golkar dan Partai Demokrat rupanya belajar dari kisah sukses Partai Gerindra tersebut sehingga kini mereka tak rela tiket capres partainya dimanfaatkan oleh tokoh di luar partai.sinpo

Komentar: