Pasien Penyakit Jantung Dipicu Gaya Hidup

Laporan: Sinpo
Jumat, 30 September 2022 | 00:52 WIB
Ilustrasi sakit jantung. Foto: Istimewa
Ilustrasi sakit jantung. Foto: Istimewa

SinPo.id - Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (IDI Kepri), Rusdiani, mengungkapkan, jumlah pasien penyakit jantung di Indonesia secara umum terus meningkat yang dipicu perubahan gaya hidup atau lifesytle masyarakat.

Menurut Rusdiani, saat ini penyakit jantung telah menyerang segala kalangan masyarakat, mulai dari ekonomi kelas bawah hingga menengah ke atas.

"Penyakit jantung masih menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia, bahkan dunia," kata Rusdiani dilansir Antara, Kamis, 29 September 2022.

Rusdiani menyampaikan bahwa gaya hidup sangat berpengaruh terhadap kondisi jantung manusia. Ketika gaya hidup seseorang tidak sehat, berpotensi besar diserang sakit jantung.

Ia juga menyoroti pola hidup masyarakat sekarang sudah bergeser ke arah tidak sehat, apalagi di kota-kota besar. Misalnya, masyarakat kini lebih banyak nongkrong ditambah sajian kopi dan rokok.

Kemudian, kurang tidur/istirahat, malas berolahraga, tingkat stres tinggi, dan konsumtif atau semua makanan dimakan tanpa dikontrol.

"Jadi, harus digarisbawahi, penerapan gaya hidup tidak sehat bisa memicu serangan jantung," ujarnya.

Rusdiani mengatakan saat ini penderita penyakit jantung juga tidak mengenal usia. Sudah banyak usia muda terkena hipertensi, sebagai salah satu gejala awal sakit jantung.

Ia mengatakan berat badan juga berpengaruh bagi masyarakat usia muda, karena kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

"Apalagi, gaya hidup anak muda sekarang, duduk ngopi sambil merokok berjam-jam tanpa bergerak, sehingga rentan diserang penyakit jantung," ujarnya.

Oleh karenanya, pada peringatan Hari Jantung Sedunia tanggal 29 September 2022, ia memberikan sejumlah tips pola hidup sehat kepada masyarakat, khususnya di Provinsi Kepri guna mencegah sakit jantung. Di antaranya, cukup gizi, olahraga teratur, jangan kurang tidur/istirahat, dan menjaga makan dengan baik.

Ia mengimbau masyarakat menghindari rokok dan minum-minuman keras. Juga tak kalah penting adalah jangan sampai stres, misalnya dengan pekerjaan sehari-hari.

"Stres juga salah satu pemicu utama penyakit jantung," ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengutarakan penyakit jantung ditambah kencing manis ialah dua jenis penyakit yang paling dominan dibiayai oleh pelayanan BPJS Kesehatan.

"Uang BPJS Kesehatan paling banyak dihabiskan untuk membiayai dua penyakit itu," imbuhnya.

Dia menambahkan Provinsi Kepri saat ini juga telah memiliki layanan kesehatan penyakit jantung yang tersebar di Rumah Sakit Otorita Batam, Awal Bross, Embung Fatimah, dan RSUP Kepri di Tanjungpinang.

"Misalnya, pasang ring jantung, sudah bisa dilakukan di Provinsi Kepri. Jadi, masyarakat tak perlu lagi ke luar daerah," tandas Rusdiani.

 sinpo

Komentar: