Soal RUU Energi Baru Terbarukan, BEM UI Beri Masukan Komisi VII DPR

Laporan: Sinpo
Kamis, 03 November 2022 | 02:46 WIB
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menerima masukkan BEM Universitas Indonesia (UI) mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru Terbarukan di Gedung DPR Foto : Tari/Man
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menerima masukkan BEM Universitas Indonesia (UI) mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru Terbarukan di Gedung DPR Foto : Tari/Man

SinPo.id -  Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menerima masukkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru Terbarukan. Ia menilai peran akademisi termasuk mahasiswa sangat dibutuhkan dalam menyusun draf RUU tersebut untuk nantinya disahkan menjadi Undang-Undang.

"Hari ini Komisi VII menerima masukkan dari BEM UI salah satunya masukkan luar biasa bagi Komisi VII adalah menyoroti tentang RUU Energi Baru Energi Terbarukan. Di sinilah ada diskusi, salah satunya, misalnya UI menyarankan kenapa tidak fokus di energi terbarukan saja, kenapa ada energi baru? Di mana di situ ada nuklir, di situ ada hidrogen, di situ ada dimetil eter, dan sebagainya produk turunan dari batu bara," pungkas Sugeng saat menerima BEM UI di Gedung DPR, Jakarta, Senin 1 November 2022, seperti dilansir laman DPR.go.id 

Sugeng mangatakan menurut perhitungan mereka dalam memproduksi energi baru dari fosil juga membuang energi. Di samping energi juga meluncurkan emisi. Jadi, terjadi semacam trade off dari ideal bagaimana fosil merubah untuk energi terbarukan yang ramah lingkungan, tapi di sisi lain justru menghasilkan karbon dan biaya juga. 

"Kami terima kasih sekali atas masukan yang disampaikan karena semua dengan hitungan-hitungan yang luar biasa. Ini artinya dari hasil kajian, dengan berbagai pendekatan. Baik pendekatan ekonomi maupun pendekatan juga lingkungan. Kami semua sepakat juga mau masuk ke net zero emition. Kenapa? Karena kita sama-sama juga ingin mencegah agar suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat celcius, terhitung ketika revolusi industri tahun 1850 dihitung cut off death-nya 200 tahun adalah dua ribu lima puluh," imbuhnyasinpo

Komentar: