LPOI Sebut Khilafah Bukan Solusi Persoalan Bangsa

Laporan: Bayu Primanda
Kamis, 24 November 2022 | 23:04 WIB
Pendukung khilafah/Serikatnews
Pendukung khilafah/Serikatnews

SinPo.id -  Sekretaris Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Imam Pituduh menyatakan khilafah bukan solusi dari persoalan kebangsaan.

“Khilafah bukanlah solusi, tapi justru menjadi desepsi, delusi, destabilisasi, dan degradasi bangsa. Mereka jelas-jelas musuh agama dan musuh negara,” kata Imam Pituduh di Jakarta, Kamis, 24 November 2022.

Setiap masalah atau problematika yang hadir di tengah masyarakat seakan menjadi panggung tersendiri bagi pengusung khilafah untuk tampil beraksi menjadikan khilafah sebagai pemeran utama dan solusi atas segala problematika yang dihadapi umat.

Hal itu bahkan telah menjadi suatu ritme berulang tersendiri yang sangat mudah untuk diidentifikasi, paparnya.

Imam Pituduh mengungkapkan keberatannya akan klaim dari kelompok radikal yang menyebut bahwa khilafah adalah solusi persoalan kebangsaan dan global, termasuk jalan keluar atas segala persoalan ekonomi.

Menurut dia, dalam konteks ekonomi sejatinya masyarakat sudah punya kekuatan ‘ekonomi Pancasila’ yang berbasis spirit gotong royong, sudah membumi, dijiwai dengan naps keislaman yang ramah, damai, dan toleran.

“Founding fathers bangsa kita telah meletakkan dasar-dasar bernegara dengan benar sesuai dengan karakter Bangsa Indonesia. Kita sudah bernegara dengan baik dan benar. Tidak perlu tengak-tengok lagi,” kata pria yang juga mantan Wasekjen PBNU itu.

Banyaknya kemunculan narasi tersebut, katanya, sengaja disebarkan semata-mata guna menyesatkan masyarakat, mengaburkan komitmen nasional, mengganggu stabilitas nasional, dan membangun ketidakpercayaan publik terhadap penyelenggara negara.

“Berbagai upaya political engineering, cultural engineering, economic engineering dan security engineering secara terbuka maupun tertutup telah dan akan terus dilakukan pihak asing untuk menegosiasikan kepentingan mereka, terutama merebut dan menguasai seluruh pundi kekuasaan, pemerintahan, dan sumber daya alam,” ucapnya.sinpo

Komentar: