Anggota Komisi VI DPR: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tak Lepas dari Peran UMKM

Laporan: Juven Martua Sitompul
Senin, 28 November 2022 | 21:41 WIB
Ilustrasi UMKM/Ist
Ilustrasi UMKM/Ist

SinPo.id -  Anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah mengapresiasi perhatian pemerintah kepada pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Menurut dia, perhatian pemerintah itu ditunjukkan dengan program kerja di setiap kementerian untuk pengembangan UMKM.

“Perhatian pemerintah terhadap UMKM sudah baik dan serius. kita bisa melihat, hampir di semua kementerian mempunyai nomenklatur UMKM. khususnya Mitra komisi VI, semua kementerian dan lembaga mempunyai program untuk UMKM,” kata Siti Mukaromah lewat keterangan tertulisnya, Senin, 28 November 2022.

Menurut politisi Fraksi PKB ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 tak lepas dari peran UMKM yang mana menjadi perhatian serius pemerintah. “Kita juga bisa menilai keseriusan pemerintah dari angka pertumbuhannya,” ujarnya.

Siti menyebut UMKM menurut Kemenkeu menyumbang 90 persen dari kegiatan bisnis, dan berkontribusi lebih dari 50 persen lapangan pekerjaan di seluruh dunia. Di negara berkembang, UMKM formal berkontribusi sekitar 40 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Kontribusi ini sebenarnya jauh lebih besar jika kita juga memasukkan UMKM informal yang sebagian besar tidak tercatat, meskipun telah melalui masa berat pandemi, UMKM berkontribusi 60,5 persen terhadap PDB. Dan pemerintah memasukkan UMKM sebagai salah satu pilar dalam rencana Pemuihan Ekonomi Nasional (PEN),” ucapnya.

Politisi yang akrab di Mbak Erma itu menyatakan secara umum perhatian pemerintah kepada UMKM bisa sudah baik. Namun, masih banyak yang tidak tepat sasaran.

"Misalnya program KUR (Kredit Usaha Rakyat). Program ini termasuk andalan dalam PEN dalam rangka ketahanan pangan. Petani kecil harusnya menjadi salah satu penerima. Namun, ternyata serapan dikalangan petani kecil hanya 1 persen. Mengapa? karena persyaratan untuk mendapat pinjaman masih sebagaimana pada umumnya pinjaman, harus bankable dan ada agunan. Tentu ini menyulitkan bagi petani kecil. Yang bisa akses bukan lagi petani kecil tapi kalangan midle-men,” kata dia.

Mbak Erma menuturkan dari catatan terjadinya krisis ekonomi global sejak 1997-1997 dan 2008-2009, Indonesia tidak terlalu mengalami dampak yang signifikan menghadapi kedua resesi ekonomi global tersebut.  

“Perekonomian kita tidak terlalu tergantung kepada kegiatan ekspor dan Indonesia punya pasar dalam negeri yang cukup besar. Kegiatan ekonomi banyak diisi oleh UMKM yang memenuhi kebutuhan harian pasar dalam negeri,” ucap dia.

Untuk itu, Mbak Erma menyarankan agar bantuan-bantuan kepada para pelaku usaha kecil harus diperbaiki lagi. Khususnya, soal data para penerima yang masih belum tepat sasaran. 

“Kami melihat setiap kementerian dan lembaga mempunyai data masing-masing yang berbeda-beda, sehingga berpeluang adanya penerima yang tidak tepat sasaran. Ada banyak kelompok masyarakat yang seharusnya menerima tetapi tidak tercover. Harusnya ada integrasi antar kementerian dan lembaga, agar tepat sasaran dan anggaran tak terhambur sia-sia,” kata dia.

“Kami berharap juga pemerintah mempunyai komunikasi yang baik dengan DPR selaku pemangku wilayah. Di dapil kami misalnya banyak pelaku usaha kecil yang sama sekali belum pernah tersentuh program pemerintah,” tutup politisi asal Purwokerto itu.sinpo

Komentar: