Mata Uang Iran Jatuh ke Rekor Terendah, Gubernur Bank Salahkan Pengunjuk Rasa

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 18 Desember 2022 | 09:40 WIB
Ilustrasi/Getty Images
Ilustrasi/Getty Images

SinPo.id -  Gubernur bank sentral Iran, Ali Salehabadi menyalahkan aksi protes anti-pemerintah atas jatuhnya mata uang Iran ke rekor terendah, dan menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pemerintahan teokratis di Iran sejak Revolusi Islam 1979.

Pasalnya, aksi protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini yang ditangkap karena dianggap melanggar aturan berpakaian tersebut, terus meluas dan membuat para pekerja minyak turut serta menuntut upah yang lebih tinggi.

Menurut Salehabadi, peristiwa kerusuhan dalam dua bulan terakhir telah berkontribusi dalam jatuhnya mata uang Iran, bersamaan dengan sanksi Amerika Serikat (AS), sehingga harus ada penyesuaian di pasar valuta asing.

"Untuk melakukan penyesuaian di pasar (valas), kami di Bank Sentral akan bertindak sebagai pembuat pasar dan sebagai pembuat kebijakan untuk mata uang yang lebih tinggi," kata Salehabadi, dilansir dari Reuters, Minggu 18 Desember 2022.

Tercatat mata uang Iran jatuh ke level terendah baru terhadap dolar AS pada hari Sabtu, karena sejumlah warga Iran putus asa untuk menemukan tempat menabung yang aman, sehingga mereka mencoba membeli dolar, mata uang lain, atau emas.

Penjualan dolar di pasar tidak resmi juga meningkat dari 386.800 real, menjadi 395.600 real, naik 1,2 persen. Bahkan mata uang Iran telah kehilangan hampir 20 persen nilainya sejak aksi protes nasional meletus tiga bulan lalu.sinpo

Komentar: