Kaleidoskop 2022, Duka Dunia Sepak Bola Akibat Petaka Kanjuruhan

Laporan: Sinpo
Selasa, 27 Desember 2022 | 13:00 WIB
Petaka yang terjadi di Stadion Kanjuruhan/ Istimewa
Petaka yang terjadi di Stadion Kanjuruhan/ Istimewa

SinPo.id -  Petaka di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang Jawa Timur usai laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu 1 awal Oktober 2022 lalu menewaskan ratusan orang. Peristiwa itu tak hanya menimbulkan kesedihan, namun juga harus menemukan siapa yang bertangungjawab.

Pertandingan sepak bola Arema vs Persebaya yang awalnya dimulai pukul 20:00, Sabtu malam awal Oktober 2022 lalu awalnya berjalanan lancar.

Meski pemainan berlangsung sengit, namun penonton tak menunjukkan gejolak. Suasana mulai ricuh saat permainan usai, ketika tuan rumah Arema kalah 2-3 dari Persebaya.

Setelah pertandingan berakhir sejumlah pendukung Arema merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial. Melihat situasi itu petugas pengamanan berupaya mencegah dengan mengalihkan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

Namun semakin lama kekecewaan suporter makin kuat dan kemarahan tidak terkendali, karena disertai dengan lemparan benda-benda ke lapangan. Cilakanya, tembakan air mata itu suporter yang mencoba menghindar kian tidak terkendali, sehingga harus mengorbankan penonton lain dengan menginjak-injak guna menyelamatkan diri.

Petaka terjadi di stadion Stadion Kanjuruhan malam itu pun ramai dikabarkan di media sosial. Sejumlah cuitan netizen menyebutkan orang tua kehilangan balita lantaran situasi panik yang tidak terkendali akibat tembakan gas air mata polisi.

Tak hanya itu, petaka di lapangan Kanjuruhan mengakibatkan dua kendaraan polisi dirusak, salah satunya dibakar. Total delapan kendaraan polisi dirusak.

Korban akibat petaka olah raga itu baru diketahui resmi sekitar pukul 03:00, Minggu 2 Oktober, Polda Jawa Timur menyebut kerusuhan di Stadion Kanjuruhan menimbulkan 127 orang meninggal, dua di antaranya polisi. Jumlah itu terus bertambah hingga sepekan usai kejadian.

Petaka di stadion Kanjutuhan itu juga menjadi perhatian istana, Presiden RI Joko Widodo langsung menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2022 tentang Pembentukan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Peristiwa Stadion Kanjuruhan Malang.

Keppres TGIPF diterbitkan untuk mencari, menemukan, dan mengungkap fakta terkait petaka yang terjadi menwaskan banyak korban.

Dalam Kepres itu menyebutkan TGIPF juga dibentuk untuk memberikan keadilan baik bagi korban atau keluarganya maupun masyarakat dalam peristiwa tersebut.

Selain itu juga bertugas untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan pertandingan sepak bola antara Tim Arema yang berhadapan dengan Tim Persebaya, termasuk prosedur pengamanan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, sebagai panduan agar tidak terjadi peristiwa serupa pada pertandingan sepak bola yang lain.

Petaka mematikan di stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur menjadi catatan kelam sejarah persebakbolaan dunia. Insiden yang menewaskan ratusan korban jiwa itu menjadi sorotan dunia. Salah satunya media asal Korea Selatan, Chosun yang menulis peristiwa Kanjuruhan disebut sebagai neraka.

Sedangkan The New York Times, dalam akun Twitternya menyatakan ratusan korban meninggal setelah laga sepak bola itu terjadi saat polisi berusaha memadamkan kerusuhan dengan gas air mata.

Reuters menyebut kerusuhan dalam pertandingan sepak bola terjadi setelah polisi gunakan gas air mata di stadion. Hal yang sama juga ditulis The Guardian yang menyebut polisi menggunakan gas air mata sebagai tanggapan atas invasi lapangan sepak bola oleh suporter yang membuat kerusuhan.

Peristiwa memilukan tersebut juga turut menjadi perhatian dari sejumlah media di Eropa, seperti media asal Italia, Corriere, serta media asal Inggris, Sky Sports.sinpo

Komentar: