Aparat Terus Tangkap Demonstran Pro-Palestina dalam Gelombang Protes di Kampus-kampus AS

Oleh: VOA Indonesia
Selasa, 30 April 2024 | 00:54 WIB
pro-Palestina dan para pendukung Israel saling bertikai dalam aksi protes di Universitas California (SinPo.id/Reuters)
pro-Palestina dan para pendukung Israel saling bertikai dalam aksi protes di Universitas California (SinPo.id/Reuters)

SinPo.id - Aksi demonstrasi terus berlangsung di kampus-kampus di seluruh Amerika Serikat (AS) saat sejumlah universitas yang akan mengadakan upacara wisuda pada bulan depan menghadapi tuntutan agar memutuskan hubungan keuangan dengan Israel karena perang Israel-Hamas.

Banyak kampus yang sebagian besar sepi selama akhir pekan lalu, namun para pengunjuk rasa dari kedua pihak yang berseberangan terlibat saling meneriaki dan saling mendorong satu sama lain dalam demonstrasi yang berlangsung pada Minggu, 28 April di Universitas California, Los Angeles.

Sekitar 275 orang ditangkap pada hari Sabtu, 27 April di berbagai kampus, termasuk Universitas Indiana di Bloomington, Universitas Negeri Arizona dan Universitas Washington di St. Louis.

Jumlah penangkapan secara nasional mendekati 900 orang sejak polisi New York memindahkan kamp protes pro-Palestina di Universitas Columbia dan menangkap lebih dari 100 demonstran pada tanggal 18 April.

Sejak itu, para mahasiswa telah berkumpul di puluhan perkemahan pro-Palestina di seluruh AS, yang memicu berbagai tanggapan dari para pengelola kampus, mulai dari penangkapan dan tuntutan pidana hingga pemberian skors terhadap mahasiswa atau sekadar permohonan kepada para demonstran untuk keluar dari kamp di kampus.

Kondisi buruk yang dialami oleh para mahasiswa telah menjadi bagian utama dari protes. Baik mahasiswa maupun dosen menuntut amnesti bagi para pengunjuk rasa. Mereka khawatir bahwa catatan skors mahasiswa dan pelanggaran hukum akan terus menempel pada pihak yang bersangkutan bahkan setelah mereka lulus dari perguruan tinggi.

Para guru besar di universitas-universitas di California, Georgia dan Texas telah memulai atau memberikan suara simbolis yang menyatakan ketidakpercayaan pada para pemimpin mereka.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Presiden Joe Biden “mengetahui adanya perasaan yang sangat kuat” tetapi akan menyerahkan penanganan protes kepada otoritas setempat.

“Masyarakat harus mempunyai kemampuan untuk mengutarakan pandangan mereka dan berbagi perspektif mereka secara terbuka, namun hal itu harus dilakukan secara damai,” kata Kirby dalam acara “This Week” di jaringan televisi ABC.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Minggu, Pemimpin Senat dari Partai Republik Mitch McConnell menyebutnya sebagai “situasi berbahaya” dan menyerahkan tanggung jawab kepada administrator perguruan tinggi.

“Ada juga antisemitisme, yang sama sekali tidak dapat diterima. Saya terkejut melihat hal itu terjadi di negara ini,” kata McConnell dalam acara “Meet the Press” di jaringan televisi NBC.sinpo

Komentar: