Masinton Sebut Koalisi Prabowo Khawatir PDIP Gabung, Jatah Kursi Berkurang

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:36 WIB
Politisi PDIP Masinton Pasaribu (SinPo.id/Tangkapan layar)
Politisi PDIP Masinton Pasaribu (SinPo.id/Tangkapan layar)

SinPo.id - Politikus PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu mengatakan, partai politik di koalisi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, pasti sangat khawatir jika seandainya PDIP bergabung dalam koalisi pemerintahan akan datang. Sebab, jatah kursi mereka berpotensi berkurang. 

"Sikap PDIP pasti ditunggu-tunggu, lah. Baik itu buat teman-teman yang ada di dalam pendukung Pak Prabowo kemarin. Pastinya dag dig dug juga, 'PDIP ini masuk nggak yah, kalau masuk, kursi kita berkurang', kan begitu," kata Masinton dalam diskusi virtual bertajuk "Demokrasi Tanpa Oposisi" pada Sabtu, 4 Mei 2024. 

Masinton menyampaikan, PDI Perjuangan akan menentukan sikap bergabung ke pemerintahan atau menjadi oposisi, pada Rakernas 24-26 Mei 2024 mendatang, yang diputuskan oleh Ketum Megawati Soekarnoputri. PDI Perjuangan, lanjut Masinton, tentu akan mengedepankan kepentingan rakyat dalam memilih bersikap politik.

Ia meyakini, Megawati konsisten dalam aspek memperjuangkan demokrasi substansi demi keadilan dalam menentukan sikap politik.

Di sisi lain, Masinton juga menyindir, partai-partai pengusung dan pendukung Prabowo-Gibran, pasti akan mempertimbangkan dengan matang ihwal mengajak PDI Perjuangan bergabung.

Selain itu, Prabowo sebagai presiden terpilih, juga tentu akan mempertimbangkan dengan matang guna menjaga stabilitas pemerintahannya ke depan. Terlebih, Prabowo yang kerap menyebutkan demi kepentingan bangsa ketika mengajak semua parpol bekerja sama dalam pemerintahannya.

"Kalau kita lihat hiruk pikuk hari ini, kan, nggak ada itu rakyat di dalamnya semuanya silaturahmi ngomong demi kepentingan bangsa demi ini, ya oke-oke saja masih tataran normatif," tutur Masinton.

Masinton menegaskan demokrasi bukan sekadar menang dan kalah. Demokrasi juga bukan berjalan dalam prosedural, tetapi yang diperjuangkan pada 1998 adalah demokrasi substantif demi keadilan, kesetaraan, dan kesejahteraan.

"Jadi, konteks demokrasi nggak boleh lepas dari cita-cita kita bernegara," kata Masinton.sinpo

Komentar: