Pandemi COVID-19, Bank DKI Masih Catat Laba Bersih hingga Rp 580,6 Miliar di 2020

Laporan: Vera
Jumat, 30 April 2021 | 22:10 WIB
PT Bank DKI. (Foto: www.beritajakarta.id)
PT Bank DKI. (Foto: www.beritajakarta.id)

SinPo.id, Jakarta - PT Bank DKI masih dapat mencatatkan kinerja yang baik dan tetap tumbuh dengan ketahanan cukup kuat di tengah pandemi COVID-19. Pada 2020, PT Bank DKI masih memiliki ketahanan yang baik dengan membukukan laba bersih mencapai Rp 580,6 miliar.

Direktur Utama Bank DKI Zainuddin Mappa mengatakan, pandemi COVID-19 memberikan tekanan yang cukup berat bagi perbankan, khususnya di sisi risiko kredit. 

Oleh sebab itu, kata dia, Bank DKI menerapkan berbagai inisiatif dan pengelolaan risiko yang efektif untuk menjaga kualitas aset dan bisnis.  

"Berbagai kebijakan cepat yang dilakukan sebagai respons terhadap kondisi pandemi menunjukkan hasil positif dari sisi tingkat kesehatan maupun bisnis perseroan," ujar Zainuddin, dikutip dari www.kemkes.go.id.

Menurut dia, penyaluran kredit dan pembiayaan pada 2020 juga dilakukan dengan sangat selektif dan memperhatikan prinsip kehati-hatian. Per Desember 2020, kata Zainuddin, rasio Non-Performing Loan (NPL) Gross tercatat sebesar 2,98 persen dan berada di bawah rata-rata NPL industri perbankan nasional di 2020 sebesar 3,06 persen. 

"Selain itu, untuk menjaga kelangsungan bisnis ke depan, Bank DKI juga telah membukukan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi penurunan kualitas kredit imbas dari pandemi COVID-19," terang dia. 

Zainuddin menjelaskan, seiring dengan belum pulihnya permintaan kredit sebagai imbas dari pandemi COVID-19 sepanjang 2020, memberikan tekanan pada pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan yang terkontraksi minus 4,71 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 35,66 triliun. 

“Penurunan kredit di sepanjang 2020 dikarenakan Bank DKI mengurangi eksposure kredit yang diberikan kepada bank di mana sebelumnya tahun 2019 mencapai sebesar Rp 3 triliun menjadi hanya Rp 575 miliar di tahun 2020,” ucap Zainuddin.

Adapun kredit yang diberikan kepada sektor riil tetap tumbuh sebesar 1,95 persen dari semula sebesar Rp 34,40 triliun pada 2019 menjadi Rp 35,08 triliun di 2020. 

"Bank DKI tetap menjaga kualitas pertumbuhan kredit dengan fokus meningkatkan kredit pada sektor riil, dengan harapan dapat ikut serta mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor riil agar bisa terus tumbuh selama pandemi," ungkap Zainuddin.

Dia membeberkan, total aset Bank DKI mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik sebesar Rp 63,04 triliun atau tumbuh 13,39 persen dibanding pada 2019 sebesar Rp 55,60 triliun. Pertumbuhan aset tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). 

"Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan 31,16 persen, dari semula tercatat sebesar Rp 37,30 triliun menjadi sebesar Rp 48,92 triliun di tahun 2020," ucap Zainuddin.

Ia menuturkan, total tabungan Bank DKI per Desember 2020 tercatat sebesar Rp 11,07 triliun, tumbuh 5,04 persen dibanding 2019 sebesar Rp 10,54 triliun.

Adapun untuk giro per Desember 2020 tercatat sebesar Rp 11,17 triliun, tumbuh sebesar 46,84 persen dibanding tahun 2019 sebesar Rp 7,61 triliun. Sementara untuk Deposito tercatat sebesar Rp 26,69 triliun, tumbuh 39,30 persen dibanding 2019 sebesar Rp 19,14 triliun. 

Berdasarkan data Rasio Keuangan, per Desember 2020, Rasio Kecukupan Modal (CAR) Bank DKI tercatat sebesar 28,05 persen mengalami peningkatan sebesar 2,27 persen dari sebelumnya 25,78 persen. Selain itu, rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) per Desember 2020 tercatat sebesar 81,99 persen meningkat 5,98 persen dari 2019 sebesar 76,01 persen. 

"Peningkatan tersebut seiring dengan peningkatan beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dalam rangka implementasi PSAK 71 di tahun 2020," terang Zainuddin.

Dijelaskannya, Rasio Net Interest Margin (NIM) akhir 2020 tercatat sebesar 5,26 persen, cenderung menurun dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 5,44 persen imbas dari perlambatan pertumbuhan kredit yang terjadi di sepanjang 2020.

"Berbagai inisiatif dalam upaya penanganan pandemi COVID-19 dengan tetap mengedepankan pertumbuhan yang berkualitas menjadi fundamental yang baik bagi perseroan untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang," tandas Zainuddin.sinpo

Komentar: