Ini 6 Dugaan Penyebab Hepatitis Misterius Versi Kemenkes

Laporan: Azhar Ferdian
Rabu, 25 Mei 2022 | 19:51 WIB
Kementerian Kesehatan RI/Net
Kementerian Kesehatan RI/Net

SinPo.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan enam dugaan penyebab hepatitis akut misterius. Namun demikian, Kemenkes menegaskan hingga saat ini belum ada peneliti Indonesia maupun global yang mengetahui penyebab penyakit misterius ini.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril kemudian membeberkan enam dugaan penyebab hepatitis akut berdasarkan data UK Health Security Agency per 19 Mei 2022.

Di antaranya adalah disebabkan adenovirus biasa, adenovirus varian baru, sindrom post-infeksi SARS-CoV-2, paparan obat, lingkungan, atau toksin, patogen baru, kemudian varian baru SARS-CoV-2.

"Ini hipotesis-hipotesis, atau kemungkinan-kemungkinan, atau dugaan-dugaan sebagai penyebab hepatitis akut," kata Syahril dikutip dari situs resmi Kemenkes, Rabu (25/5).

Syahril menyebut, hipotesis tersebut kebanyakan dilaporkan terjadi di Inggris dan Amerika. Terkait kondisi di Indonesia, ia mengatakan pihaknya masih menunggu informasi terbaru hasil penelitian dugaan penyebab hepatitis akut tersebut hingga menunggu hasil pemeriksaan sampel pasien di laboratorium.

"Nanti kita ikuti saja karena ini baru hipotesis, kita akan mengarah ke 6 hipotesis itu yang menjadi dugaan kuat oleh para ahli atau para ilmuwan," kata dia.

Lebih lanjut, Syahril kemudian melaporkan jumlah kasus yang diduga akibat infeksi hepatitis akut misterius di Indonesia bertambah menjadi 16 kasus per 23 Mei 2022. Belasan kasus itu dilaporkan terjadi di sepuluh provinsi Indonesia.

Syahril kemudian merinci, dari sembilan provinsi dengan satu kasus probable terjadi di DKI Jakarta. Sementara 15 pending classification tersebar di DKI Jakarta, Sumatera Barat, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.

Dari rentang usia, 11 orang berusia 0-5 tahun. Kemudian tiga di antaranya berusia 6-10 tahun, dan dua orang lainnya berusia 11-16 tahun. Adapun dari 16 kasus tersebut, 11 orang diketahui berjenis laki-laki dan lima orang perempuan.

"Status pasien empat orang meninggal, dan 12 orang masih dirawat," ujar Syahril.sinpo

Komentar: