BNPP Akui Kebutuhan Masyarakat di Perbatasan Banyak Dipenuhi Negara Tetangga

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Minggu, 07 Agustus 2022 | 00:16 WIB
Ilustrasi perbatasan Indonesia (Ist)
Ilustrasi perbatasan Indonesia (Ist)

SinPo.id - Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mendorong jajarannya yang bertugas di pintu gerbang negara untuk terus responsif dan mempunyai empati. Apalagi dua tahun ini aktivitas ekonomi di kawasan perbatasan sangat terdampak karena pandemi Covid-19.

Kepentingan untuk mencukupi kebutuhan hidup dengan saling bertukar komoditas barang bukanlah hal baru di kawasan perbatasan, termasuk di Entikong. Entikong merupakan kawasan perbatasan Indonesia yang berbatasan darat dengan Malaysia.

Menjelang HUT NKRI ke-77, BNPP terus melakukan pembenahan penanganan lintas orang dan barang melalui jalur perlintasan antar negara terus dilakukan. Pasalnya, warga yang tinggal jauh di perbatasan negara tidaklah mengalami pergerakan cepat dari sisi ekonomi seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Potret kondisi faktual warga perbatasan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menunjukan masih tergantungnya hidup mereka dari sisi ekonomi secara masif ke negara tetangga. Penutupan perbatasan antar negara pada saat itu menjadi pemicu bertumbuhnya penggunaan Jalur Tak Resmi (JTR) yang berada di sepanjang perbatasan antar negara.

Sementara di sisi lain, roda ekonomi masyarakat terhadap barang kebutuhan tidak mungkin ditutup dengan tetap bergantung pada negara tetangga.

Kepala Dusun Tapang Peluntan, Desa Sungai Tekam, Kecamatan Sekayam, Mandra menyampaikan, warganya yang berdomisili di Camp Jangkang jarang sekali tersentuh oleh informasi apapun dari luar. Sehingga mereka lebih terbiasa berbelanja ke negara tetangga meski menggunakan jasa titip.

“Warga kami ini memanglah jarang tersentuh. Paling mereka hanya berkawan orang luar ya dengan bapak-bapak TNI yang di pos saja," kata Mandra seperti dikutip dari keterangan resmi BNPP, Sabtu, 6 Agustus 2022.

Mandra menjelaskan, pusat perekonomian terdekat di Indonesia berada di kawasan Balai Karangan. Waktu yang dibutuhkan dari dusun tersebut mencapai Balai Karangan sekitar tiga jam.

"Jika ke sebelah (Malaysia) bisa Cuma 1 jam atau kurang. Kalau kita takut karena tak punya surat, kita bisa titip dengan orang-orang kilang dan bagi mereka tips,” katanya.sinpo

Komentar: