Banyaknya Kasus Siswa Tenggelam, KPAI Minta Sekolah Lebih Waspada

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 17 Oktober 2022 | 10:38 WIB
Ilustrasi siswa tenggelam/ Pixabay
Ilustrasi siswa tenggelam/ Pixabay

SinPo.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat sederet kasus tewasnya siswa yang hanyut di sungai saat kegiatan sekolah, termasuk yang belum lama ini terjadi di Curug Kembar, Desa Batu Layang, Cisarua, Bogor.


Komisioner KPAI, Retno Listyarti, mengatakan petaka serupa kerap berulang setiap tahun karena adanya kelalaian dari pihak sekolah. Seperti kabar duka yang datang dari SMP IT Al Hikmah Kota Depok, Jawa Barat.

"Dari keseluruhan 105 siswa, empat orang siswa SMP IT Al-hikmah Depok hanyut di sungai sekitar Curug Kembar saat mengikuti kegiatan tracking," kata Retno melalui keterangan tertulisnya, dikutip Senin 17 Oktober 2022.

Keempat korban merupakan anak berusia 13 sampai 15 tahun, yang terdiri dari tiga perempuan dan satu laki-laki. Tiga siswa telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dihari yang sama dan satu siswi lainnya hilang.

Namun, kegiatan di alam terbuka yang diselenggarakan satuan pendidikan yang berakibat hanyutnya sejumlah peserta didik saat mengikuti kegiatan tersebut, bukanlah yang pertama kali terjadi.

Tercatat pada Jumat 21 Februari 2020, kegiatan susur sungai yang diikuti 257 pelajar SMPN 1 Turi, Sleman berujung petaka. Peristiwa terjadi saat para peserta yang sedang menyusuri Sungai Sempor diterjang arus deras dari arah utara.

"Ratusan pelajar ini diketahui sedang melaksanakan kegiatan pramuka. Ditemani kakak pembina, yang juga masih pelajar. Mereka nekat menyusuri sungai di tengah cuaca tak menentu pasca hujan deras, hingga berakhir nahas, 10 siswi ditemukan meninggal dunia," ungkap Retno.

Kemudian pada Jumat 15 Oktober 2021, terjadi tragedi memilukan dimana sebanyak 21 siswa MTs Harapan Baru Cijantung di Ciamis menjadi  korban dari kegiatan susur sungai yang diselengarakan oleh pihak sekolah.

"10 siswa telah diselamatkan oleh warga yang turut membantu, namun 11 siswa lainya ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia," paparnya.

Kronologi itu bermula dari kegiatan rutinan yang merupakan bagian dari kegiatan Pramuka diikuti oleh 150 peserta untuk menyusuri sungai cileueur dan akan menyebranginya. Namun nahas, sejumlah siswa hanyut karena terbawa arus.

Oleh sebab itu, KPAI mengimbau Dinas Pendidikan untuk membuat surat edaran yang melarang pihak sekolah menyelenggarakan kegiatan di alam terbuka, apalagi di wilayah sungai saat musim hujan seperti sekarang.

"Kalau pun sedang tidak musim hujan, sekolah wajib memiliki SOP kegiatan di alam terbuka yang aman dan melindungi anak-anak. Selain itu para orangtua wajib memastikan rundown kegiatan untuk memastikan anak-anaknya aman selama berkegiatan," paparnya.sinpo

Komentar: