Pak Bowo Tetap di Hati, Elektabilitasnya Terus Naik Tak Tergerus Capres Lain

Laporan: Bayu Primanda
Selasa, 25 Oktober 2022 | 08:29 WIB
Prabowo Subianto/Istimewa
Prabowo Subianto/Istimewa

SinPo.id -  Elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, secara konsisten mengalami peningkatan dalam setahun terakhir. Ini tergambar dalam hasil penelitian lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) sejak Agustus 2021-Oktober 2022.

"Elektabilitas Pak Prabowo tidak stagnan atau turun, tapi dia naik," kata Direktur Eksekutif SPIN, Igor Dirgantara, dalam paparannya secara daring, Senin, 24 Oktober 2022.

SPIN setidaknya telah menggelar enam kali survei tentang elektabilitas capres sejak Agustus 2021. Setiap penelitian dipaparkan per dua atau empat bulan sekali.

Dalam riset tersebut, elektabilitas Prabowo selalu menanjak bertahap. Perinciannya, 21,9% (Agustus 2021), 23,2% (Desember 2021), 24,5% (Februari 2022), 26,5% (April 2022), 29,3% (Juli 2022), dan 31,7% (Oktober 2022).

Sementara itu, dua rival terdekat Prabowo, yakni Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, dan eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengalami pasang-surut. Elektabilitas Ganjar pernah turun pada Februari 2022 menjadi 12,8% dari 13,1% pada Desember 2021, sedangkan Anies menyusut menjadi 11,5% pada Oktober 2022.

Lebih jauh, Igor memaparkan, ada beberapa faktor yang membuat Prabowo dapat menjaga tren positif elektabilitas. Pertama, mantan Danjen Kopassus ini dianggap sebagai sosok yang tegas.

Prabowo bersama Gerindra pun dinilai menjadi tokoh dan partai politik yang paling berkomitmen saat menjadi oposisi maupun koalisi pemerintah.

"Ketika menjadi oposisi konsisten. (Pada) 2014-2019, Gerindra dan Prabowo menjadi oposisi. Lalu, sekarang bergabung, ya, untuk menghindari perpecahan. Tapi, juga konsisten," ucapnya.

Menurutnya, hal tersebut berbeda dengan Anies dan NasDem. Anies dinilai tidak komitmen dengan janjinya untuk tidak menjadi rival Prabowo, sedangkan NasDem justru mengusung Anies, yang dinilai antitesis Joko Widodo (Jokowi), jelang dua tahun pemerintahan berakhir.

Igor menambahkan, Prabowo yang kerap berhadapan dengan tokoh yang diusungnya juga menjadi nilai plus bagi publik. Pangkalnya, hal ini membuat masyarakat cenderung simpati kepadanya.

"Masyarakat kita mudah dan cenderung simpati kepada korban. Contohnya, (kasus pembunuhan) Brigadir J, makanya sidang Ferdy Sambo ditunggu-tunggu. Begitu juga publik simpati terhadap Lesti akibat KDRT (oleh) Rizky Billar," ujarnya.

"Pak Prabowo sekarang jadi korban politik lagi. Anies pernah berjanji takkan mau menjadi kompetitor Prabowo. Sekarang (Anies) berkata, itu (komitmen untuk Pemilu) Tahun 2019. Publik justru tambah simpati kepada Prabowo. Itu menjelaskan kenapa elektabilitas Pak Prabowo naik pascadeklarasi Anies oleh Nasdem," tandas Igor.

Survei SPIN tersebut dilaksanakan pada 7-16 Oktober 2022 dengan melibatkan 1.230 warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki hak pilih dari 34 provinsi sebagai responden. Penentuan responden menggunakan teknik sample multistage random sampling.

Responden dilakukan dengan cara wawancara secara langsung menggunakan bantuan kuesioner. Adapun margin of error survei sekitar 2,8% dengan tingkat kepercayaan 95%.
[25/10, 07:40] Arie One Sinpo: Survei SPIN: Prabowo Saat Ini adalah Figur Sintesis Jokowi

Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menjadi pilihan utama publik sebagai calon presiden (capres) 2024 untuk melanjutkan program-program pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Ini terekam dalam riset lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN), yang dipublikasikan pada Senin (24/10).

Dalam survei tersebut terungkap, sebanyak 16,2% responden memilih Prabowo saat diajukan pertanyaan terbuka. Menteri Pertahanan (Menhan) ini dibayangi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dengan selisih 3,1%.

"Prabowo mendapat 16,2% sebagai tokoh atau figur paling dipercaya oleh publik untuk melanjutkan continuity program-program Jokowi di periode berikutnya. Ini masih jauh, dua tahun lagi. Tapi, ada indikasi bahwa Prabowo layak," Direktur Eksekutif SPIN, Igor Nusantara, dalam paparannya secara daring.

Ketua DPR, Puan Maharani, berada di urutan ketiga dengan 8,6%. Lalu, Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto (5,5%); Menteri BUMN, Erick Thohir (4,1%); eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (2,9%); Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (1,5%); kandidat lainnya 2,3%; serta 45,8% responden belum menentukan pilihan (undecided voters).

Sementara itu, sebanyak 40,5% responden menginginkan capres selanjutnya untuk melanjutkan program Jokowi. Hanya 28,1% responden yang berharap capres hasil Pemilu 2024 melanjutkan program Jokowi dan membuat program baru, sedangkan yang menginginkan program baru 16,5%. Sebanyak 14,9% lainnya menjawab tidak tahu.

Hasil ini, menurut Igor, menunjukkan Prabowo sebagai figur sintesis apabila Jokowi menjadi tesis dan Anies adalah antitesis. Istilah-istilah ini dalam duel capres kali pertama digaungkan politikus Partai NasDem, Zulfan Lindan.

"Jadi, ini tentang continuity dan change. IKN (ibu kota negara) juga harus pindah, (program) itu harus dilanjutkan. Sementara Anies cenderung change. Jadi sintesanya (adalah) Pak prabowo (karena) masih memungkinkan mlnjutkan program Jokowi. Jadi, ini menggunakan istilah yang kemarin ramai," paparnya.

Survei SPIN tersebut dilaksanakan pada 7-16 Oktober 2022 dengan melibatkan 1.230 warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki hak pilih dari 34 provinsi sebagai responden. Penentuan responden menggunakan teknik sample multistage random sampling.

Responden dilakukan dengan cara wawancara secara langsung menggunakan bantuan kuesioner. Adapun margin of error survei sekitar 2,8% dengan tingkat kepercayaan 95%.sinpo

Komentar: