Kasus Influenza di Amerika Serikat Meningkat, 14 Anak Dilaporkan Meninggal

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 06 Desember 2022 | 10:48 WIB
Poster pencegahan kasus influenza di AS/ Canadian Press
Poster pencegahan kasus influenza di AS/ Canadian Press

SinPo.id - Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Setikat (AS) mengatakan tingkat rawat inap akibat influenza di AS meningkat sepanjang tahun ini, dan 14 anak dilaporkan meninggal.

Menurut Direktur CDC, Rochelle Walensky, sistem rumah sakit AS juga terus ditekankan dengan tingginya jumlah pasien dengan penyakit pernapasan lain seperti respiratory syncytial virus (RSV) dan Covid-19.

Berdasarkan perkiraan CDC, ada 8,7 juta orang yang terjangkit flu, 78 ribu dalam rawat inap, dan 4.500 orang dilaporkan meninggal. Oleh karena itu, Walensky mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi.

"Khusus untuk RSV dan flu, tingkat ini lebih tinggi daripada yang biasanya kita lihat sepanjang tahun ini," kata Walensky dilansir dari Reuters, Selasa 6 Desember 2022.

Ia mengatakan musim flu dimulai lebih awal dan tingkat pasien rawat inap karena flu terus meningkat, dengan total jumlah tertinggi selama satu dekade.

Virus pernapasan menyebar saat orang-orang berkumpul di dalam ruangan karena cuaca yang dingin. Kemungkinan besar beberapa orang memiliki pertahanan yang melemah setelah tidak terpapar flu dan RSV selama bertahun-tahun tinggal di rumah saat pandemi COVID-19.

Dari 1 Oktober hingga 26 November, tingkat rawat inap karena flu di AS sebanyak 16,6 persen per 100 ribu orang. Ditambah Kasus Covid-19 yang meningkat setelah liburan Thanksgiving, dengan jumlah rawat inap yang juga meningkat sekitar 15 persen hingga 20 persen selama seminggu terakhir.

Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Asosiasi Medis Amerika, Dr. Sandra Fryhofer, mendesak masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi flu sebelum terlambat.

"Musim flu tahun ini dimulai dengan buruk. Ini dimulai lebih awal, ditambah dengan COVID dan RSV yang juga beredar, maka kasus ini merupakan badai yang sempurna untuk musim liburan yang mengerikan," kata Fryhofer.sinpo

Komentar: