Buka Konferensi Islam Tingkat ASEAN, Ma'ruf Bicara Soal Khairu Ummah

Laporan: Sinpo
Kamis, 22 Desember 2022 | 18:44 WIB
Wapres Ma'ruf Amin saat membuka konferensi Islam tingkat ASEAN/ BPMI Setwapres
Wapres Ma'ruf Amin saat membuka konferensi Islam tingkat ASEAN/ BPMI Setwapres

SinPo.id - Wakil Presiden K H. Ma’ruf Amin mengatakan, masyarakat dunia, termasuk negara-negara ASEAN, kini sedang menghadapi berbagai tantangan. Misalnya, perang antarnegara, pergolakan ekonomi, krisis pangan dan energi, bencana alam, dan konflik kemanusiaan.

Umat Islam diharapkan terdepan dalam memberikan solusi atas beragam tantangan tersebut. Hal itu disampaikan Ma'ruf membuka Konferensi Islam Tingkat ASEAN ke-2 di Hotel Hilton, Badung, Nusa Dua, Bali, Kamis, 22 Desember 2022.

“Ajaran Islam mendorong terwujudnya generasi khairu ummah atau umat terbaik,” ujar Ma'ruf dalam keterangan resminya.

Wapres mengungkapkan, Al-Qur'an Surah Ali-Imran ayat 110 menyebutkan bahwa khairu ummah merujuk pada umat Islam yang melaksanakan kebaikan (amar ma’ruf) dan menghindari kemungkaran (nahi munkar), yang dibarengi dengan keimanan kepada Allah SWT.

“Sederhananya, khairu ummah adalah cerminan umat yang menjadi teladan, juga pionir hadirnya kemaslahatan dan tegaknya keadilan. Umat Islam harus melakukan amar ma'ruf di seluruh bidang, baik itu bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun lingkungan,” tegasnya.

Hal ini, lanjut Ma'ruf, dapat diaktualisasikan baik secara individu, komunitas, maupun melalui wadah institusi. Pemerintah sendiri telah berkomitmen untuk meningkatkan layanan kesehatan masyarakat, memperluas akses dan perbaikan mutu pendidikan, hingga membuat perlindungan sosial untuk menghilangkan kemiskinan.

Di sisi lain, Ma'ruf mengingatkan, umat Islam harus terdepan dalam upaya memberantas segala bentuk kemungkaran yang ditemui dalam keseharian, termasuk ikhtiar melawan segala bentuk hoaks dan disinformasi, intoleransi, hingga aksi ekstremisme yang berpotensi menimbulkan perpecahan.

“Dalam praktiknya, amar ma’ruf dan nahi mungkar tentu harus berjalan seiring dengan kadar yang adil atau moderat (Islam Wasathiyah). Hal ini sesuai dengan prinsip Islam, bahwa yang terbaik adalah yang seimbang (ummatan wasathan), dan segala yang berlebihan akan berujung pada ketidakbaikan, bahkan menyebabkan kehancuran,” kata dia.

Dalam acara yang mengangkat tema “Khaira Ummah” ini, Ma'ruf mengajak seluruh umat Islam, baik di Indonesia maupun di wilayah ASEAN, untuk bersama-sama meneguhkan posisi umat Islam dalam kancah global, demi terwujudnya perdamaian dan tegaknya muruah kemanusiaan.

“Saya juga mengharapkan perhelatan ini semakin menumbuhkan prospek, sekaligus menguatkan kerja sama negara-negara ASEAN dan Arab Saudi di berbagai aspek, utamanya di bidang pendidikan dan riset untuk mengakselerasi tercapainya generasi unggul, berdaya saing, dan berakhlak mulia,” harap Wapres.

Senada dengan Wapres, Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi Abdullatif bin Abdul Aziz Al-Syaikh menyampaikan, umat terbaik sama halnya dengan umat yang moderat, yakni yang menjalankan kebaikan-kebaikan dalam bentuk moderasi.

Ia juga menekankan, saat ini dunia sangat butuh konsep khoiru ummah, yang menerapkan ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah yang dijalankam sahabat dan khulafaur rasyidin. 

Sementara itu, mewakili Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Menag Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan, konsep khoiru ummah sesungguhnya sejalan dengan konsep moderasi beragama yang menjadi amanah rencana pembangunan jangka menengah nasional dan program prioritas Kementerian Agama.

“Individu atau kelompok yang berhasil mempraktikkan moderasi beragama sesungguhnya akan menjadi pribadi dan umat terbaik, karena mampu menempatkan sesuatu secara seimbang dan profesional,” ujarnya. sinpo

Komentar: