PENGAKUAN PUBLIK UNTUK TNI

Panglima: Pengakuan Publik Terhadap TNI Jauh Lebih Penting dari Sekedar Pencitraan

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Kamis, 13 April 2023 | 15:49 WIB
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono (SinPo.id/ Puspen TNI)
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono (SinPo.id/ Puspen TNI)

SinPo.id - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengakui, media sosial merupakan suatu wadah yang efektif dalam memenangkan opini publik.  Melalui media sosial, TNI dapat membangun opini publik dengan cepat dan masif karena mempunyai banyak jaringan, hingga sampai di tingkat pos-pos militer perbatasan.

"Potensi besar ini yang harus kita kelola dan manfaatkan untuk kepentingan membangun citra TNI. Namun  perlu diingat bahwa pengakuan publik terhadap TNI jauh lebih penting dan berharga daripada hanya sekedar pencitraan belaka," kata Yudo saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Penerangan (Rakornispen) TNI TA 2023 yang bertemakan “Penerangan TNI Patriot Negara Kesatuan Republik Indonesia Siap Mendukung Literasi Digital Dalam Rangka Pembangunan Nasional”, di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, 12 April 2023.
 
Di era digitalisasi, kata Yudo, kemunculan media sosial membuka peluang bagi siapapun memproduksi berbagai jenis konten. Di saat yang sama, industri media mainstream mengalami disrupsi. Fakta ini jelas menjadi tantangan serius bagi industri media mainstream baik secara politik maupun ekonomi.
 
“Media mainstream merasa perlu memasuki media sosial guna menjaga pasar, bahkan intervensi pasar. Media sosial bisa menjadi mitra, minilab komunitas, bahkan control of balance informasi bagi pemberitaan media mainstream,” katanya.
 
Menurut Yudo, Rakornispen TNI ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan Program Kerja dan anggaran bidang penerangan tahun 2022, juga sebagai forum penyelarasan program kerja dan anggaran tahun 2023. Rakornispen juga menjadi forum dalam menyampaikan pokok kebijakan Panglima TNI, sebagai pedoman bagi jajaran penerangan TNI dalam mendukung tugas pokok TNI.
 
“Dalam momentum ini jajaran penerangan TNI harus mengambil porsi memainkan perannya untuk mempublikasikan prestasi dan kinerja Prajurit TNI, karena hal ini akan berdampak terhadap pembentukan opini publik terhadap pengabdian TNI,” jelasnya.
 
MenurutYudo, penerangan TNI adalah penjuru terdepan dalam mempublikasikan kegiatan dan kinerja TNI. Sebagai corong dalam transformasi informasi jajaran penerangan TNI dituntut untuk bekerja profesional serta bersinergi sesama komunitas penerangan TNI, maupun instansi penerangan lain, baik di pusat dan daerah.

“Sehingga arus informasi yang selama ini dikelola oleh masing-masing satuan dapat disinergikan dalam memberikan informasi kepada masyarakat,” ucapnya.
 
Selain itu, Panglima TNI juga menyampaikan bahwa masuk ke tahun politik yang tinggal satu tahun lagi, akan digelar pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta pemilihan legislatif. Ini tentu harus dijaga dengan baik stabilitas politik dan keamanananya.

“Dalam pengamanan Pemilu, saya tekankan Pemilu harus berlangsung dengan aman, damai dan kondusif, pelanggaran hukum rendah, serta persatuan dan kesatuan bangsa terjaga. Sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap tegak berdiri dan berdaulat,” ungkapnya.
 
Lebih jauh Yudo juga berpesan TNI berkomitmen untuk tidak terlibat politik praktis, dan akan fokus pada tugas pokok TNI. Adapun salah satu implementasi tidak terlibatnya TNI dalam politik praktis ialah sikap netralitas yaitu sikap yang lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara dibanding dengan kepentingan kelompok atau golongan.

“Dalam pelaksanaan Pemilu, TNI sudah membuktikan diri dan mampu bersikap netral terhadap pelaksanaan Pemilu, selanjutnya pada Pemilu 2024. Netralitas TNI tetap menjadi harga mati bagi TNI,” pungkasnya.
 sinpo

Komentar: