Percepat Pembangunan PSN, Pemerintah Buat Kebijakan Strategis untuk Mitigasi Bencana di Pantura

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 11 Januari 2024 | 22:33 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (SinPo.id/Setkab)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (SinPo.id/Setkab)

SinPo.id -  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan Pemerintah terus berupaya melakukan intervensi melalui sejumlah kebijakan strategis yang komprehensif untuk memitigasi risiko bencana yang ada di sepanjang Pantai Utara Jawa.

Hal itu dilakukan dalam rangka mempercepat pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), serta kawasan industri lainnya.

Sedangkan lembangunan yang masih terus didorong Pemerintah salah satunya adalah Pulau Jawa yang memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara spasial.

Namun, Pulau Jawa sendiri saat ini masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan seperti erosi, abrasi, banjir, kenaikan permukaan air laut, hingga penurunan permukaan tanah (land subsidence) di sepanjang daerah Pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa.

Sementara kerugian ekonomi secara langsung akibat banjir tahunan di pesisir Jakarta diestimasi dapat mencapai Rp2,1 triliun per tahun dan berpotensi mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga mencapai Rp10 triliun per tahun dalam 10 tahun ke depan.

Sehingga pemerintah membuat kebijakan strategis untuk membangun tanggul pengaman pantai dan sungai serta pembangunan sistem polder dan pompa di wilayah utara Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat yang juga menjadi salah satu bagian dari PSN.

Nah, selanjutnya juga terdapat kebutuhan suplai air baku dan sanitasi yang memadai di wilayah utara sehingga perlu intervensi kebijakan,“ kata Airlangga, dikutip Kamis 11 Januari 2024.

Meski sejumlah upaya telah dilakukan Pemerintah, namun masih diperlukan penyiapan  langkah jangka panjang untuk memitigasi risiko bencana perubahan iklim di Pantura Jawa melalui konsep pembangunan Giant Sea Wall atau tanggul laut.

Airlangga menjelaskan bahwa saat ini salah satu bentuk adopsi dari konsep Giant Sea Wall tersebut yakni pembangunan Jalan Tol Semarang – Demak yang terintegrasi dengan tanggul laut.

"Giant Sea Wall sangat diperlukan karena kita ingin menyelesaikan land subsidance penurunan permukaan tanah yang terus menerus terjadi dan juga banjir rob yang terus terjadi, karena program ini sudah masuk PSN sehingga langkah berikut tentu perlu action untuk mewujudkan rencana pembangunan Giant Sea Wall," paparnya.sinpo

Komentar: