bencana alam

Petaka Banjir Melanda

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 16 Maret 2024 | 07:00 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)

Cuaca ekstrem membuat sejumlah wilayah Pantai utara Jawa Tengah terdampak bencana Hidrometeorologi. Tak hanya meredam infrastruktur, banjir juga merusak lahan pertanian.

SinPo.id -  Hujan seharian pada Rabu 13 Maret 2024 malam membuat Kota Semarang terkepung banjir hampir terjadi di semua wilayah setempat. Banjir di ibu kota provinsi Jawa Tengah tak hanya menenggelamkan infrastruktur dan mematikan akses transportasi, namun juga membuat warga mengunggsi.   

“Ketinggian banjir dari 40 hingga 150 centimeter lebih itu membuat masyarakat terdampak harus mengungsi,”  kata Kepala Badan SAR Nasional Semarang, Budiono, Jum’at 15 Maret 2024.

Banjir yang menimpa kali ini lebih parah dari sebelumnya, tercatat hujan yang menguyur hingga Kamis 14 Maret 2024, membuat ratusan tim SAR dan relawan berjibaku berusaha menyelamatkan warga yang terdampak banjir dan harus mengungsi.

"Banyak permintaan yang masuk ke kami untuk dievakuasi, terutama lansia dan juga anak-anak balita sehingga kami terjunkan tiga tim untuk evakuasi" ujar Budiono menambahkan. 

Ia menyebutkan banjir membuat tim bergabung mengevakuasi warga, di Kawasan Mangkang, Genuk, Muktiharjo Kidul dan Tlogosari Kulon yang kondisi kampungnya terendam cukup parah.

Tercatat hingga Jumat dini hari 15 Maret kemarin, sebanyak 200 jiwa telah berhasil dievakuasi oleh Basarnas dan juga tim SAR gabungan dari beberapa titik. Namun angka tersebut bisa bertambah mengingat ada juga warga yang melakukan evakuasi mandiri dan juga beberapa titik berhasil dievakuasi oleh tim SAR lainnya. 

Bajir di Kota Semarang paling parah terjadi di ruas jalan Kaligawe hingga Kawasan genuk yang tergenang sejak Rabu petang hingga Jum’at kemarin. Di Kawasan itu terdapat ruas jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Demak ke timur akses Jawa Timur masih tinggi sehingga belum bisa dilalui segala jenis kendaraan.

“Kemacetan jalur Pantura Semarang tak terelakkan. Hal ini karena hujan masih sesekali turun terkadang dengan intensitas tinggi,” ujar Budiono menjelaskan.

Bencana Hidrometeorologi Menerjang Sejumlah Kawasan Pesisir

Catatan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPN) menyebutkan cuaca ekstrem yang melanda membuat sejumlah wilayah Pantai utara Jawa Tengah terdampak bencana Hidrometeorologi. Cuaca ekstrem yang ditandai dengan intensitas curah hujan tinggi disertai petir dan angin kencang sebelumnya termonitor dari satelit klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak Rabu 13 maret 2024 lalu.

Akumulasi data yang dihimpun tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB dan BPBD hingga Jumat 15 Maret kemarin, menunjukan sejumlah daerag telah melaporkan bencana hidrometeorologi basah berupa banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor.

Tercatat laporan Pusdalops BNPB dan BPBD peristiwa banjir bandang yang terjadi di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengahakibat bangunan penampungan air rusak hingga jebol karena kehilangan daya tampung.

Peristiwa yang terjadi pada hari Rabu 13 Maret pukul 19.00 WIB itu mengakibatkan dua warga meninggal dunia karena hanyut beserta dengan rumah yang ditinggalinya.

“Kedua korban yang merupakan ibu dan anak itu berhasil dievakuasi jenazahnya,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Pekalongan, Budi Rahardjo.

Banjir di Kabupaten Pekalongan menurut perkembangan data terakhir telah berdampak pada 70 keluarga, sebanyak 51 jiwa mengungsi di Balai Desa Wangandowo dan Sekdes Wangandowo. Sedangkan sarana dan prasarana yang terdampak meliputi 50 rumah rusak ringan, 10 rumah rusak berat, 2 rumah hanyut, 2 sarana ibadah rusak dan 1 jembatan rusak.

Banjir juga menimpa wilayah terdekat bersebelahan, tepatnya di Kota Pekalongan menimbulkan 572 warga mengungsi, terdiri sembilan kelurahan di tiga kecamatan, Kota Pekalongan, sejak Rabu 13 maret. Kondisi itu membuat 572 warga terpaksa harus mengungsi karena permukiman mereka terendam banjir dengan tinggi muka air 15 hingga 60 centimeter.

Sedangkan tak jauh dari semarang, tepatnya di kabupaten Kendal sebanyak 10.835 keluarga atau 24.286 jiwa yang tinggal di 24 desa dalam enam wilayah kecamatan juga terdampak banjir. BPBD Kabupaten Kendal melaporkan bahwa banjir dengan tinggi muka air antara 10-60 sentimeter itu murni karena faktor cuaca maupun adanya kiriman dari wilayah hulu sungai. Laporan BNPD menyebutkan tidak ada korban jiwa maupun warga yang mengungsi akibat bencana itu.

“Sementara tidak ada pengungsi. Warga bertahan di rumah masing-masing,” ujar Petugas Pusdalops BPBD Kabupaten Kendal, Hamam.

Sedangkan Kabupaten Demak yang sebelumnya tertimpa banjir pada pertengahan februari juga kembali terendam. Hasil kaji cepat BPBD Kabupaten Demak per Kamis 14 Maret menyebutkan sebanyak 43.298 warga yang tinggal di tiga  kelurahan dan 22 desa di enam  kecamatan terdampak banjir. Sebanyak 499 warga terpaksa harus mengungsi setelah permukiman mereka terendam banjir dengan TMA 10-100 centimeter.

Tak jauh dari Demak, di Kabupaten Grobogan juga  terendam banjir sejak sejak Kamis hingga Jumat pekan ini. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Grobogan, Endang Sulistyoningsih, banjir datang dari hulu Sungai Lusi di wilayah timur dan air dari sungai-sungai yang berulu di Pegunungan Kendeng Utara di wilayah utara.

“Banjir kali ini disebabkan oleh air kiriman dari hulu Sungai Lusi (wilayah timur) dan air dari sungai-sungai kecil yang berhulu di Pegunungan Kendeng Utara (wilayah utara),” ujar Endang.

Sedangkan banjir di kabupaten Kudus merendam 1.500 hektare lahan pertanian terdiri di 16 desa dalam lima kecamatan. Selain itu warga yang terdampak ada sebanyak 4.132 keluarga atau 13.102 jiwa.

Dampak banjir terhadap lahan pertanian juga terjadi di kabupaten Pati Jateng. Tercatat lahan pertanian seluas 639 hektare termasuk 60 hektare lahan tebu terdampak. Rata-rata lahan pertanian yang terendam ini adalah tanaman padi yang masih muda maupun yang sudah siap panen.

Bencana Serupa Sebelumnya Terjadi di Luar Jawa

Bencana banjir bandang juga terjadi di wilayah Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, menyebabkan lima orang warga tenggelam. Catatan BNPB menyebutkan keempat warga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sedangkan satu orang lainnya masih dalam pencarian.

“Sampai hari ini ada lima warga tenggelam. Empat warga sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan satu orang masih dalam pencarian oleh tim gabungan di Sungai Kahayan,” ujar Manajer Pusdalops BPBD Kota Palangkaraya, Balap Sipet.

Menurut Balap, peristiwa tenggelamnya kelima korban itu terjadi pada rentang waktu dan lokasi yang berbeda. Catatannya menyebutkan di antara kelima korban tersebut, dua di antaranya anak-anak yang diduga tenggelam ketika bermain air pada saat air pasang. Bahkan satu korban yang masih dalam pencarian ini adalah satu dari sepuluh anak yang tenggelam saat bermain air.

“Satu yang masih dalam pencarian ini sebenarnya dari 10 anak yang sedang bermain air saat pasang. Sembilan ditemukan namun yang satu ini diduga hanyut dan sekarang dalam pencarian,”  ujar Balap.

Bencana banjir yang terjadi di Kota Palangkaraya sudah terjadi sejak tiga minggu yang lalu. Dua kelurahan Sebaru dan Banturung menjadi wilayah yang pertama kali terdampak banjir akibat cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang.

Kelurahan Sebaru dan Banturung terendam banjir selama hampir dua minggu lamanya. Meski kondisi sekarang ini sudah terpantau surut. Lokasi kedua kelurahan ini juga berada di dataran yang lebih tinggi.

"Ada dua kelurahan Sebaru dan Banturung yang mengalami penurunan tinggi muka air. Kelurahan ini ada di dataran tinggi, sehingga genangan sudah berangsur surut. Hampir dua minggu terendam dan saat ini sudah surut total,” kata Balap.

Tercatta wilayah yang terdampak banjir di Kota Palangkaraya meliputi 20 kelurahan di empat kecamatan. Sebanyak 6.333 KK atau 20.379 jiwa terdampak banjir. Data ini kemudian bertambah menjadi 6.954 KK atau 23.310 jiwa yang terdampak per hari ini, Kamis 14 Maret lalu.

Sedangkan warga yang mengungsi sebanyak 239 keluarga atau 644 jiwa yang terbagi di tujuh titik lokasi. Di Kawasan Sumatera tepatnya di provinsi Sumatera barat juga terjadi bencana banjir dan longsor yang melanda 11 wilayah Kabupaten dan Kota setempat. Kondisi itu membuat Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menggelar langkah penanganan darurat pencarian dan pertolongan, bagaimana kebutuhan dasar masyarakat terdampak.

“Agar dapat dipenuhi sesegera mungkin hingga penanganan infrasturuktur dan lainnya. Terlebih apabila pemerintah daerah telah menetapkan status keadaan darurat,” ujar Suharyanto.

Ia meminta Pemda Sumbar agar segera mengajukan segala hal yang dibutuhkan untuk penanganan darurat, baik dari logistik, peralatan maupun dana operasional. “Kalau masih ada yang butuh alat berat, segera didata dan diajukan. BNPB akan bantu anggarannya,” kata Suharyanto menambahkan.

Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi mengatakan terdapat satu kampung di Kabupaten Pesisir Selatan yang harus segera direlokasi karena tidak memungkinkan untuk dibangun ulang di lokasi yang sama.
Tercatat Kabupaten Pesisir Selatan sebagai titik terparah bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Selasa 5 Maret lalu. Pada

Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

BMKG melalui Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, telah mengeluarkan informasi awal peringatan dini cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi hingga pekan depan.

Laporan BMKG setempat  menunjukkan wilayah Jawa Tengah terpantau adanya gangguan pada atmosfer hingga menyebabkan potensi cuaca ekstrem yang dipengaruhi oleh gelombang equatorial rossby, gangguan atmosfer madden julian oscillation (MJO) dan kemunculan bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia serta bibit siklon tropis 94S di teluk Carpentaria sekitar utara Australia.

“Kondisi tersebut menurut BMKG dapat mengakibatkan peningkatan intensitas curah hujan dan angin kencang di wilayah Jawa Tengah,” tulis laporan Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang. (*)

 

Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Tengah dapat berlangsung hingga tanggal 18 Maret 2024.sinpo

Komentar: