Peringatan May Day 2024, Anak Kelas 1 SD Bacakan Puisi

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 01 Mei 2024 | 14:48 WIB
Denali anak kelas 1 SD sedang membaca puisi pada May Day 2024. (SinPo.id/Tio)
Denali anak kelas 1 SD sedang membaca puisi pada May Day 2024. (SinPo.id/Tio)

SinPo.id - Aliansi Perempuan Indonesia ikut menyuarakan tuntutan dalam Peringatan Hari Buruh Sedunia atau May Day 2024 di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu, 1 Mei 2024. Tuntutan itu disampaikan melalui beberapa orang orasi, pembacaan puisi dan teatrikal. 

Ada salah satu hal yang menarik dari penyampaian tuntutan mereka. Biasanya selalu monoton berorasi. Tapi, kali ini, ada anak laki-laki kelas 1 Sekolah Dasar (SD) bernama Denali, membacakan sebuah puisi, di depan orang-orang yang berunjuk rasa. 

Puisi itu berjudul "May Day, Wahai" karya salah satu eksponen buru bernama Toto Muryanto. 

Dengan sedikit gugup, Denali memulai membacakan puisi, dan memastikan suaranya tepat di megaphone agar terdengar jelas. 

"May Day, Wahai," Denali memulai. 

"Datang lagi datang lagi. Tak ada jenuh dan tak ada jemuh. Buruh rindukan kau selalu. Lebih rindu daripada rindu," ucap Denali dengan nada bergetar. 

Sedikit menarik nafas, Denali melanjutkan puisinya. 

"May Day, Wahai. Dinyanyikan buruh tergadai. Matahari tak pernah ingkar janji. Bangun pagi bersama buruh tanpa keluh. Ke pabrik ke pabrik serasa hidup makin cantik." 

"May Day, Wahai. Tak kan lagi buruh kenal kompromi. Tak kan bisa lagi digiring ke pejagalan kapitulasi," Denali tersendat-sendat membacanya. 

Ia melihat dengan benar tulisan puisi di tangannya, dan memulai lagi. 

"Buruh yang di PHK tak tinggal diam. Api yang menyembur tak pernah padam. Mereka makan nggak makan tak pernah bisa ditaklukkan. Lapar dan  kalah sudah biasa. Yang kini tinggal hati dan tekad lebih keras. Daripada baja."

"May Day, wahai. Ini buruh tak gentar dikepung polusi," tutup Denali. 

Kemudian, ia diarahkan untuk memekikan dan diikuti oleh massa aksi lainnya.

"Hidup Buruh, Hidup Perempuan Indonesia, Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat Indonesia." sinpo

Komentar: