?Musik Klasik Jawa Tengah? Berkumandang di Chicago

Oleh: Tirta
Selasa, 19 Oktober 2021 | 12:52 WIB
Kelompok Musik "Friends of the Gamelan" pada acara Epiphany Center for the Arts 201 S. Ashland Ave Chicago/Ist
Kelompok Musik "Friends of the Gamelan" pada acara Epiphany Center for the Arts 201 S. Ashland Ave Chicago/Ist

SinPo.id - Kelompok Musik "??Friends of the Gamelan" mempersembahkan “Musik Klasik Jawa Tengah” di Epiphany Center for the Arts 201 S. Ashland Ave Chicago, Illinois.

Friends of the Gamelan, atau FROG, dibentuk pada tahun 1980 sebagai organisasi pendidikan nirlaba dengan tujuan membeli gamelan Jawa untuk pedagogi dan pertunjukan untuk melanjutkan pekerjaan yang dimulai di Museum Lapangan.

??Friends of the Gamelan adalah salah satu mitra dekat KJRI Chicago. Selama bertahun-tahun, FROG telah berkontribusi besar dalam menyebarkan budaya Indonesia dan membuat masyarakat Chicago jatuh cinta. Wajar saja, karena penyebaran Budaya Indonesia merupakan salah satu misi KJRI, keduanya telah bergandengan tangan selama bertahun-tahun.

Mewakili Konjen, Konsul Penerangan Sosial Budaya Benny. K Rahman kembali menegaskan dukungan KJRI Chicago terhadap FROG. Ia juga menyebutkan apresiasi khusus untuk seniman yang berkolaborasi dan berharap FROG dan Konsulat dapat segera bekerja sama dalam sebuah proyek.

Gamelan Jawa yang dipentaskan dalam pertunjukan sore ini bertema "Musik Klasik Jawa Tengah". Gamelan yang berarti “memalu”, mengacu pada jenis ensambel atau orkestra yang utamanya terdiri dari gong dan metalofon. Satu set alat musik gamelan lengkap memiliki dua laras, slendro dan pelog.

Konser dimulai dengan Gobet, komposisi gaya istana klasik yang berfokus pada melodi rebab, sindhen, dan instrumen dekoratif gaya lembut lainnya. Bagian pertama atau merong sangat megah dan halus. Gobet diakhiri dengan pathetan, bagian ritme bebas yang dipimpin oleh rebab, di mana instrumen yang menguraikan menonjolkan nada paling penting dalam mode karya, menciptakan rasa penutupan.

Penampilan hari ini mencakup suite yang lebih besar yang biasanya terdengar pada pertunjukan tanpa iringan atau klenengan. Suite melanjutkan Bedhat, di mana pemain rebab dan vokalis meminjam nada dari sistem tuning pelog, membangkitkan kesedihan.

Bagian terakhir dari suite adalah Palaran Gambuh, sebuah lagu yang menampilkan sindhen dengan instrumen elaboratif. Ela-Ela Penganten dapat didengar baik di keraton maupun di desa-desa di Jawa Tengah.

Sebuah paduan suara dinyanyikan di bagian tengah karya, dengan hanya instrumen gaya lembut yang menyertainya, memberikan perasaan penyelesaian dan penutupan.sinpo

Komentar: