Investor Disarankan Pilih Produk Investasi Ini di Tengah Inflasi yang Meroket

Laporan: Sinpo
Jumat, 26 Agustus 2022 | 14:46 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

SinPo.id - Angka inflasi Indonesia meroket hingga 4,94% secara tahunan pada Juli 2022 merupakan level tertinggi sejak Oktober 2015. Hal ini didorong oleh beragam faktor.

Faktor eksternal disebabkan adanya konflik Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai telah berdampak pada melesatnya harga komoditas dunia, terutama pupuk, energi, dan pangan.

Dari faktor internal, penyebab peningkatan permintaan domestik berasal dari momentum hari besar keagamaan nasional Idul Adha dan libur sekolah.

Sedangkan untuk gangguan pasokan domestik tercatat dari curah hujan tinggi yang menghambat berbagai wilayah sentra produksi makanan dan kebijakan peningkatan harga-harga energi domestik, seperti penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik.

Direktur Utama PT Insight Investments Management (INSIGHT), Ekiawan H. Primaryanto mengatakan, lonjakan inflasi dengan penyebab makin beragam itu harus membuat investor lebih bijak dalam memilih produk investasinya. Karena, inflasi yang melonjak signifikan bisa mempengaruhi outlook pertumbuhan ekonomi dan volatilitas pasar di masa mendatang.

“Memilih produk investasi yang tepat di tengah kondisi tren lonjakan inflasi akhir-akhir ini, tentu menjadi sebuah langkah bijak,” ujar Ekiawan sapaan akrabnya dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 26 Agustus 2022.

Memiliki produk investasi yang tepat, kata Ekiawan, akan jadi senjata ampuh bagi investor untuk meminimalisir dampak inflasi.

“INSIGHT menawarkan Reksa Dana Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund) yang dapat menjadi solusi dan sarana diversifikasi investasi di tengah lonjakan inflasi, serta mampu bertahan pada kondisi pasar yang sedang mengalami volatilitas tinggi,” ujat Ekiawan.

Menurut Ekiawan, secara historis, imbal hasil (return) yang dicatatkan I-Hajj Syariah Fund cenderung stabil dan tetap tumbuh di tengah tingginya volatilitas pasar. Rahasianya karena produk tersebut menggunakan strategi overweight di sukuk korporasi, yang pergerakan harganya tidak volatile dengan imbal hasil kupon yang menari.

Selain itu, dengan penerapan kebijakan investasi pada aset sukuk dan pasar uang syariah berperingkat utang minimum A- yang konsisten dimonitor berkala dan ketat, menjadikan I-Hajj Syariah Fund dapat tetap tumbuh dengan risiko yang relatif terukur dalam jangka panjang.

“Return satu tahun I-Hajj Syariah Fund per tanggal 29 Juli 2022 tercatat tumbuh 7.18 persen, masih lebih unggul dibandingkan angka inflasi 4.94 persen year-on-year dalam periode yang sama,” tutur Ekiawan.

Ekiawan juga menjelaskan, bahwa dalam 10 tahun terakhir imbal hasil I-Hajj Syariah Fund mampu mencapai +90,94 persen, yang secara konsisten melampaui berbagai benchmark terutama pada kondisi volatilitas pasar tinggi, seperti saat The Fed Taper Tantrum, devaluasi mata uang yuan, perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, serta Pandemi Covid-19.
 

 sinpo

Komentar: