Liem Thian Joe, Jurnalis Sin Po Ahli Sejarah Semarang

Oleh: Ulil Albab Asyidiq
Rabu, 14 Desember 2022 | 09:11 WIB
Liem Thian Joe. (SinPo.id/Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa Indonesia)
Liem Thian Joe. (SinPo.id/Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa Indonesia)

SinPo.id -  Tidak lengkap untuk mengetahui sejarah Semarang tanpa membaca buku Riwajat Semarang dari Dzamannya Sam Poo Sampai Terhapoesnya Kong Koan. Buku setebal 300 halaman yang diterbitkan oleh penerbit Ho Kim Yoe tahun 1933 ditulis oleh Seorang tionghoa peranakan bernama Liem Thian Joe.

Liem yang sempat menjadi penyumbang tetap edisi Melayu koran Sin Po, mengaku isi buku yang ia tulis merupakan hasil dari kumpulan tulisannya yang terbit pada Djawa Tengah Review dari bulan Maret 1931 hingga Juni 1933. Karya Liem menjadi spesial karena ia menggunakan arsip dari Kongkoan Semarang yang tak lama kemudian Dewan Kongkoan terpaksa tutup di tahun 1931.

Dalam mencari sumber, Liem tak cukup puas dengan sumber arsip dari Kongkoan Semarang. Namun ia mencari sumber lain. “Buat lengkapkan itu, saya tambahkan dengan ambil berapa keterangan yang saya dapat dari buku-buku, surat-surat kabar lama, tijdschrift, orgaan dari beberapa perkumpulan dan sebagainya lagi,” tulis Liem Thian Joe dalam Permoelaan Kata untuk buku Riwayat Semarang dari Dzamannya Sam Poo Sampai Terhapoesnya Kong Koan.

Meski diakui karya Liem bukannya tanpa celah. Charles A. Coppel dalam Liem Thian Joe’s Unpublished History of Kian Gwan mencatat karya Liem alih-alih disebut sebagai sejarah Semarang, justru lebih tepat jika disebut sebagai sejarah penduduk Tionghoa di Semarang yang telah tinggal sejak 1416 sampai dihapuskannya Dewan Kongkoan pada tahun 1931.

Charles juga menilai buku Liem khas bahasa Melayu Cina Peranakan dengan gaya bahasa terkesan seperti anekdot dan pribadi dibadingkan dengan analitis. Walaupun tulisan Liem sesekali merujuk pada sumber seperti buku dan surat kabar, namun tulisan tersebut tak disertai dengan keterangan yang lebih rinci seperti tanggal dan tempat terbit, termasuk nomor halaman.

Menurut Sam Setyautama dalam Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa Indonesia, Liem masih menulis dua buku lagi yakni Riwayat Orang-Orang Tjina di Semarang yang terbit pada taun 1933 dan Boekoe Peringatan Tiong Hoa Siang Hwee yang terbit pada tahun 1937.

Belakangan pada tahun 1972 buah karya Liem ternyata bertambah. Saat itu sebuah naskah Liem ditemukan oleh Perpustakaan Universitas Monash dari Liem ek Hian, putra Liem Thian Joe. 

Naskah tersebut tertulis Semarang, 1959. Berdasarkan kesaksian Liem Ek Hian, sebagaimana ditulis oleh Charles, bahwa Liem dibayar oleh Kian Gwan untuk menulis sejarah perusahaan sebab pada tahun 1963 sebagai peringatan perusahaan yang mencapai umur 100 tahun.

“Ayahnya memerlukan waktu tiga tahun untuk mencati datanya dari arsip perusahaan dan dari surat-menyurat keluarga Oei,” tulis Charles

Dari naskah terakhir Liem, dapat ditemukan biografi keluarga dari Oei Tjie Sien, pendiri Kian Gwan. Pasalnya Liem mengunakan makalah yang ditulis Panglaykim dan Palmer, artikel Tjoa Soe Tjong, serta bografi putri kedua Oei Tong Ham, Koo Hui Lan.

Sayang naskah Liem tidak sampai diterbitkan. Patut diduga karena pada masa itu tidaklah tepat untuk menerbitkan sejarah seratus tahun perusahaan Kian Gwan yang telah dinasionalisasi.

Meski begitu, jerih payah Kian Gwan telah dihargai sebelum perusahaan dinasionalisasi, di mana pada bulan Maret 1960 Liem menerima bayaran sebesar Rp10 ribu. Upah tersebut masih bisa ditambah jika keluarga Oei puas dengan hasil karya tersebut. Meski belakangan diketahui karena naskah tersebut tidak terbit maka tambahan upah tak dia terima.

Perjalanan Hidup

Liem lahir pada tahun 1895 di Parakan, Jawa Tengah. Ketika memasuki masa sekolah, Liem awalnya masuk sekolah melayu, namun belakangan pindah ke Sekolah Hokkian selama 10 tahun. Setelah itu ia kemudian masuk ke sekolah THHK di Ngadirejo.

Karirnya sebagai wartawan dimulai pada tahun 1920 dengan bergabung dengan harian Warna Warta di Semarang.  Di tahun 1930, Liem memutuskan keluar dan berpindah menjadi editor Djawa Tengah Review hingga tahun 1933. Setelahnya pada tahun 1938 ia menjadi redaktur Mimbar Melajoe, dan menjadi penyumbang tetap edisi Melayu Sin Po di Jakarta.

Liem meninggal pada tahun 1962 di Semarang. Meski ia telah tiada, karyanya membekas bagi Donald Wilmott, sosiolog dari Amerika dalam buku The Chinese of Semarang, yang mendidikasikan buku tersebut bagi Liem.

 “Kepada Liem Thian Joe, Sejarawan Semarang, jurnalis dan teman yang memberikan fondasi penelitian ini di masa lalu,” tulis Wilmott. sinpo

Komentar: