Beda Analisa Ancaman Bencana Jakarta dan Sekitarnya

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 31 Desember 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)

Diperlukan kewaspadaan masyarakat dengan segala potensi bencana hidrometeorologi di penghujung tahun.

SinPo.id -  Musim hujan disertai angin kencang mendekati pergantian tahun dinilai menjadi ancaman di Jakarta dan sekitarnya. Setidaknya itu disampaikan Erma Yulihastin, seorang peneliti klimatologi, pada pusat riset iklim, dan atmosfir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).  

Dalam pernyataan yang disampaikan Selasa, 27 Desember 2022 lalu, Erma menyebut ada potensi hujan ekstrem dan badai dahsyat yang akan mengakibatkan banjir beasar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi  (Jabodetabek).

"Potensi banjir besar Jabodetabek. Siapa pun Anda yang tinggal di Jabodetabek, dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember 2022," kata Erma Yulihastin.

Menurut Erma, badai dahsyat dari laut akan berpindah ke darat melalui jalur barat dengan angin baratan yang membawa hujan badai dari laut, dan dari utara melalui angin permukaan yang kuat.

Prakiraan Erma berdasarkan analisis data dari Satellite Early Warning System (Sadewa). "Maka Banten, dan Jakarta-Bekasi akan menjadi lokasi sentral tempat serangan badai tersebut. Dimulai sejak siang hingga malam hari pada 28 Desember 2022," ujar Erma menambahkan.

Ia menjelaskan adanya kovergensi di darat akan masif sehingga hujan persisten pada 28 Desember 2020 akan terjadi secara meluas, menjangkau wilayah lain di Jawa bagian barat. Ia mengungkapkan wilayah yang harus diwaspadai yakni Cilegon, Serang, Pandeglang, Rangkasbitung, Cigudeg, Gunung Salak, Cikepuh, Banten, Tasikmalaya, Banjar, Karangsembung, Bekasi, Tangerang, Cikarang, Teluk Jakarta, Karangwareng, Banjaran, juga Ciamis.

Erma menyebut adanya 'Tol Hujan' laut dan darat pemicu banjir. Tol hujan itu merupakan badai yang sudah terbentuk pada pukul 03.00 WIB, Selasa 27 Desember 2022 pagi. Tol hujan bernama badai Squall Line di laut (Samudera Hindia), yang bergabung dengan badai konvektif skala meso (MCC) terbentuk di darat dengan inti badai di atas wilayah Banten, dan sekitarnya.

Dalam pernyataannya, Erma menyatakan jalur tol hujan ini menjadi penghubung bagi suplai kelembapan dari laut ke darat. Sekaligus menjadi jalan bagi badai untuk mengumpulkan energinya di Jabodetabek. Sehingga badai yang terbentuk bisa bersifat long-lasting atau bertahan lama.

"Bahkan juga bisa mengalami multiplikasi energi ketika berada di Selat Sunda. Mekanisme inilah yang dapat menimbulkan banjir besar di Jabodetabek sehingga harus kita waspadai," kata Erma menjelaskan.

Namun analisa Erma dibantah oleh Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Guswanto yang mengatakan badai tersebut tidak akan terjadi. Bahkan perkiraan pada hari yang ditentukan, Rabu 28 Desember 2022 tak sepenuhnya terbukti.

"Prakiraan cuaca pada 28 Desember 2022 pada umumnya adalah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat namun bukan badai," kata Guswanto.

Guswanto meminta masyarakat tetap tenang namun  tetap memperbaharui informasi melalui kanal-kanal resmi BMKG. Ia juga mengimbau kewaspadaan masyarakat dengan segala potensi bencana hidrometeorologi di penghujung tahun.

"BMKG mengimbau masyarakat agar mewaspadai dampak dari potensi cuaca ekstrem ini yaitu adanya potensi bencana hidrometeorologis," ujar Guswanto menambahkan.

Meski ia tak memungkiri kondisi cuaca saat ini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat bahkan sangat lebat masih berpotensi terjadi hingga awal Januari 2023. Sedangkan peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi pada tanggal 30 Desember 2022.

Perbedaan informasi antara BRIN dengan BMKG seharusnya tak terjadi, anggota Komisi V DPR RI, Suryadi Jaya Purnama mengatakan pemerintah perlu memberlakukan satu pintu bagi diseminasi informasi yang terukur tentang cuaca ekstrem, yaitu melalui BMKG.

“Sesuai Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Jangan sampai karena perbedaan informasi menimbulkan keresahan di tengah masyarakat,” kata Suryadi.

Suryadi juga minta diseminasi informasi terkait cuaca bisa lebih ditingkatkan lagi. Termasuk berbagai persiapan pemerintah mengantisipasi hujan ekstrem saat Nataru.

“Masyarakat tidak perlu menjadi resah sehingga terganggu aktivitas perekonomiannya. Para pemudik Nataru juga tidak perlu kebingungan dalam membuat rencana perjalanannya,” katanya.

Tetap Waspada Mengantisipasi Bencana

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartanto mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mencegah cuaca ekstrem yang di prediksi ahli terjadi pada akhir tahun hingga awal tahun.

“Nanti pak Isnawa Adji (Kepala BPBD) berkoordinasi dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), dan AU (Angkatan Udara) untuk bisa mengantisipasi (cuaca ekstrem) yang tanggal 28 dan seterusnya,” kata Heru.

Salah satu upaya mengantisipasi bencana banjir dengan mengeruk kali agar tak terjadi bencana menjelang akhir tahun hingga awal tahun 2023 nanti. “Mudah-mudahan tidak datang lah bencana itu ke Jakarta,” ujar Heru menambahkan.

Kesiapsiagaan menghadapi bencana juga melibatkan TNI AU yang telah mensiagakan pesawat CN-212 untuk memodifikasi cuaca dalam menghadapi potensi hujan ekstrem hingga badai dahsyat. Pesawat CN-212 membawa 800 kilogram bahan semaian garam untuk melakukan teknik penyebaran secara manual.  

"TMC dapat disiapkan untuk dilaksanakan di Jakarta, apabila sudah ada penetapan status siaga darurat oleh kepala daerah. Terhadap hal ini, BNPB menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan TMC yang dibantu oleh TNI AU, BRIN dan BMKG," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji .

Setidaknya, ada dua pola penanganan untuk TMC yang bakal diterapkan. Pertama dengan 'jumping process' atau memprematurkan awan hujan untuk dicegat masuk ke wilayah Jakarta sehingga menjadi luruh dan hujan yang terjadi hanya sekadar gerimis. Kedua, dengan pola kompetisi, yakni membakar bahan semaian garam dengan mengganggu pertumbuhan awan, dengan cara menambah inti kondensasi.

Selain CN-212, pesawat lainnya yang digunakan berjenis Cassa dapat memuat 2,4 ton membutuhkan waktu 2 jam untuk mempersiapkan semaian garam ke dalam bentuk konsul serta Hercules yang mampu memuat 5 ton bahan semaian.

TMC hanya akan efektif dilakukan mulai pagi hari hingga sekitar pukul 17.00 WIB dengan hasil efektif akan terjadi dalam 4 hingga 15 jam ke depan.sinpo

Komentar: