Gagal Ginjal Akut Pada Anak Kembali Muncul

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 11 Februari 2023 | 07:00 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)

 

Dua kasus gagal ginjal akut tersebut menimpa anak perempuan berusia 13 bulan di Jakarta Timur pada 25 Januari 2023 dan anak perempuan tujuh tahun di Jakarta Barat pada 26 Januari 2023.

SinPo.id -  Dinas Kesehatan DKI Jakarta kembali menemukan dua kasus baru gagal ginjal akut yang menimpa anak. Dalam laporannya, Dinkes menyebut satu anak saat ini kondisinya sudah mulai membaik, namun seorang anak lagi tak tertolong.

"Sudah membaik kondisinya dan sedang dalam perawatan tim ahli RSCM," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama,  Selasa 7 Februari 2023.

Dua kasus gagal ginjal akut tersebut menimpa anak perempuan berusia 13 bulan di Jakarta Timur pada 25 Januari 2023 dan anak perempuan tujuh tahun di Jakarta Barat pada 26 Januari 2023. Ngabila mengungkapkan, Dinkes DKI Jakarta hingga saat ini masih mendalami penyebab temuan dua kasus baru gagal ginjal tersebut.

"Masih diinvestigasi ya," ujar Ngabila menambahkan.

Kasus dua anak mengalami gagal ginjal akut itu merupakan temuan Kembali setelah reda sejak Agustus 2022. Saat itu gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak menimpa ratusan anak menjadi korban hingga meninggal dunia.

Temuan Kembali kasus gagal ginjal akut pada anak membuat anggota Komisi IX DPR, Rahmad Handoyo gusar. Rahmad  mengatakan munculnya gagal ginjal akut pada anak itu sesuatu yang tidak masuk akal.

"Kasus ini sangat tidak masuk akal. Kenapa? Karena beberapa waktu lalu, pemerintah sudah mengentikan peredaran semua  obat sirup yang dicurigai sebagai penyebab,” kata Rahmat.

Sedangkan badan pengawas obat juga sudah merilis perusahaan yang  dilarang  mengedarkan produk-produknya termasuk juga merilis obat-obat yang diizinkan. 

“Bahkan tersangka pun sudah ada. Lalu mengapa  kasus GGA ini muncul lagi?" kata Rahmad mempertanyakan.

Rahmad menduga ada sejumlah kemungkinan penyebab kasus ini kembali muncul. Pertama, kemungkinan kasus baru yang terjadi di DKI Jakarta diakibatkan oleh obat lama yang sebenarnya sudah ditarik ijzn edarnya, tapi masih ada sisa-sisan yang beredar di masyarakat.

Munculnya kasus baru itu semakin tidak masuk akal karena semua instrumen negara sudah memutuskan mana obat yang tidak dan diizinkan. Bahkan, sudah ada instruksi agar menghentikan penggunaan obat cair.

“Nah, yang sangat saya khawatirkan jangan-jangan obat yang sudah dinyatakan aman justru yang memunculkan kasus baru. Ini sungguh sangat menghawatirkan,” kata Rahmad menambahkan.

Menurut dia, semua pihak harus menunggu hasil investigasi dadi BPOP terkait munculnya kembali kasus gagal ginjal akut. Rahmad juga mendorong adanya uji lab ulang terhadap obat-obatan yang dinyatakan aman tersebut.

“Artinya, saya mau mengatakan kita tidak bisa  menyerahkan sepenuhnya kepada produsen untuk melakukan pengujian di laboratorium sendiri. Fungsi pengawasan harus lebih ditingkatkan. Jangan sampai bocor," katanya.

                                                                                                     ***

Ada yang ditutupi dalam kasus gagal ginjal akut

Bareskrim Polri menyebut masih masih ada pihak yang tertutup ketika polisi mengungkap temuan kasus gagal ginjal akut yang Kembali muncul. Hal itu membuat penyelidikan kasus menjadi sedikit terhambat.
"Masih agak sedikit tertutup sehingga kami harus melakukan investigasi agak mendalam," ujar Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto.

Pipit mengatakan sedang mendalami penanganan kasus gangguan ginjal akut pada anak yang muncul kembali baru-baru ini. Meski Pipit tidak menjelaskan mengenai pihak mana yang kurang kooperatif ketik

a proses penyelidikan. Namun ia menegaskan pihak keluarga justru sangat kooperatif saat dimintai keterangan.

"Keluarga kooperatif. Ya seperti dari pihak Puskesmas dan lainnya. Nanti kita akan lakukan pemanggilan secara resmi," ujar Pipit menjelaskan.

Bareskrim hanya mendapat informasi dari keluarga anak penderita ggal ginjal yang meninggal. Pipit memastikan polisi akan menggali informasi terkait mulai dari rekam medis hingga obat yang dikonsumsi oleh korban.

"Makanya kita harus telusuri dari awal, dari historynya seperti apa ya, rekam medisnya seperti apa, kondisi kesehatan dan penanganannya medisnya seperti apa, serta apa yang dikonsumsi ini harus kita urai,"katanya.

                                                                                                     ***

Munculnya kembali kasus gagal ginjal akut pada anak di DKI Jakarta membuat kementerian kesehatan mengimbau orangtua tidak cepat memberikan obat pada anak tanpa resep dokter. "Kalau anak demam, ditangani dengan yang biasa dulu, cukup dikompres dulu," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril.

Menurut Syahril, gagal ginjal akut pada anak dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya berasal dari obat sirop yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol.

"Dilaporkan ada dua anak yang mengalami gagal ginjal akut seperti dulu. Kenapa seperti dulu? Karena setelah diselidiki, korban diketahui meminum obat sirup, jadi kaitannya begitu," kata Syahril menambahkan.

Sementara itu Dinas Kesehatan DKI Jakarta menganjurkan para orang tua ikut berperan aktif dalam mendeteksi gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) yang menjangkit anak. “Masyarakat bisa ikut berperan aktif dalam melaporkan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus dari petugas kesehatan Pemprov DKI Jakarta," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti di Jakarta, Jumat 10 Februari 2023.

Widyastuti menjelaskan, orang tua dapat melaporkannya melalui kader kesehatan, petugas puskesmas setempat atau kanal-kanal aduan yang telah disediakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

Deteksi dini dapat dilakukan dengan memantau jumlah dan frekuensi buang air kecil anak yang sedang sakit. Dinkes DKI meminta agar orang tua tidak abai jika anak tidak buang air kecil seperti biasanya. Jika terjadi penurunan jumlah air seni dalam 24 jam atau bahkan sama sekali tidak buang air kecil atau disebut anuria dalam 12 jam, kata dia, segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

"Jangan tunggu sampai anak mengalami kondisi darurat seperti badan bengkak, kesadaran menurun, serta sesak nafas," kata Widyowati menegaskan.sinpo

Komentar: