Ilmuwan Temukan Perlengkapan Batu Purba Berusia 3 Juta Tahun di Kenya

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 12 Februari 2023 | 10:27 WIB
Peralatan batu purba/Reuters
Peralatan batu purba/Reuters

SinPo.id -  Penemuan sejumlah perlengkapan yang terbuat dari batu purba dengan usia hampir 3 juta tahun telah menimbulkan pertanyaan bagi para ilmuwan tentang spesies hominin mana yang berada di belakang teknologi kuno tersebut.

Artefak, yang ditemukan di sebuah situs di Kenya itu, dianggap sebagai contoh tertua dari seperangkat alat batu khusus yang digunakan untuk menyembelih dan menumbuk bahan tanaman.

Menurut para ilmuwan, perlengkapan yang disebut sebagai Oldowan toolkit tersebut dipandang sebagai tonggak sejarah evolusi manusia dan dianggap sebagai sebuah inovasi dari nenek moyang.

Namun, hasil penggalian terbaru mengungkapkan adanya sepasang gigi geraham besar milik Paranthropus, hominin dengan rahang berotot, yang ditemukan di cabang samping pohon penemuan perlengkapan purba tersebut.

“Asumsi terdahulu di antara para peneliti mengatakan bahwa hanya genus Homo, yang dimiliki manusia, yang mampu membuat perkakas batu,” kata Prof Rick Potts, dari Smithsonian National Museum of Natural History, dilansir dari The Guardian, Minggu 12 Februari 2023.

"Tetapi menemukan Paranthropus di samping alat-alat batu ini, membuka cerita yang menarik," imbuhnya.

Situs di Kenya barat, Nyayanga, juga telah menghasilkan bukti tertua keberadaan hominin yang memakan hewan sangat besar, dengan setidaknya ditemukan tiga kerangka kuda nil  yang memiliki tanda-tanda pemotongan, saat penggalian.

Selain itu, ada juga tulang kijang yang menunjukkan bukti daging diiris atau dihancurkan untuk diambil sumsum tulangnya. Kemungkinan hewan-hewan tersebut merupakan hasil dari perburuan.

Hasil analisis pola keausan 30 alat batu yang ditemukan tersebut, menunjukkan bahwa alat-alat itu telah digunakan untuk memotong, mengikis, dan menumbuk hewan, serta tumbuhan.

Artefak tersebut berasal dari sekitar 2 juta tahun sebelum manusia mengenal api. Jadi para pembuat perkakas akan memakan daging kuda nil dan kijang mentah, atau mungkin menumbuknya menjadi sesuatu seperti tartare agar lebih mudah dikunyah.

“Teknologi Oldowan seperti mengembangkan satu set gigi baru di luar tubuh Anda, dan itu membuka variasi makanan baru di sabana Afrika bagi nenek moyang kita," ungkap Potts.

Sementara itu, Prof Fred Spoor, dari UCL, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan temuan itu dapat mendorong para ilmuwan untuk berpikir ulang tentang kemampuan Paranthropus.

Pasalnya, selama ini para ilmuwan berpendapat bahwa Paranthropus merupakan pemakan rumput atau tumbuh-tumbuhan di alam liar. Namun penemuan tersebut telah menciptakan citra lain dari Paranthropus.

“Persepsi ini sangat dipengaruhi oleh gorila, jadi selama ini kami menganggap mereka sebagai makhluk besar gemuk yang duduk-duduk sambil makan seledri sepanjang hari. Tetapi kemungkinan Paranthropus membuat alat ini cukup menarik," kata Spoor.sinpo

Komentar: