Media Harus Ikut Merawat NKRI dalam Menghadapi Tantangan Era Digital

Laporan: Juven Martua Sitompul
Sabtu, 28 Oktober 2023 | 20:32 WIB
Sosialisasi kinerja DPR RI dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bertajuk 'Peran Media dalam Menanggulangi Perundungan pada Anak' di DI Yogyakarta (SinPo.id/ Ashar)
Sosialisasi kinerja DPR RI dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bertajuk 'Peran Media dalam Menanggulangi Perundungan pada Anak' di DI Yogyakarta (SinPo.id/ Ashar)

SinPo.id - Anggota Komisi I DPR RI Mohammad Idham Samawi menyebut di tengah era transformasi media, kemudahan mencari atau mengetahui informasi secara digital sangat lah mudah. Bahkan informasi di dunia sekarang tak seperti daun kelor.

Ini disampaikan Idham dalam forum komunikasi dan sosialisasi kinerja DPR RI dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bertajuk 'Peran Media dalam Menanggulangi Perundungan pada Anak' di DI Yogyakarta, Jumat, 27 Oktober 2023.

"Bagaimana tidak, saat ini segala sesuatu yang ada di dunia dari detik ketik, menit ke menit, bisa dilihat dalam satu genggaman yakni di dalam smartphone," kata Idham.

Dengan hal tersebut, Idham menilai tidak mudah menjaga dan merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sangat luas. Apalagi, Indonesia terdapat lebih dari 17 ribu pulau, ribuan budaya, dan melimpahnya kekayaan alam. Karenanya peran media sangat diperlukan dalam menjaga kesatuan tersebut.

"Jadi, peran media sangat penting untuk merawat NKRI tersebut. Tapi di sisi lain, tidak mudah menghadapi tantangan era digital ini, ketika anak-anak yang masih SD sudah bertanya; apakah Pancasila itu buatan manusia, dan khilafah itu buatan Tuhan? Juga apa yang dimaksud pemerintahan thogut? Karena itu, kalau bangsa ini mudah dipecah belah, maka NKRI bisa bubar," tegas politikus PDIP ini.

Idham berharap para wartawan ikut membantu merawat dan menjaga NKRI ini ke depan dengan mengamalkan dan mengajarkan nilai-nilai luhur Pancasila kepada anak-anak sejak dini di rumah.

"Sampai kapan kita harus merawat NKRI dengan Pancasila ini, ya sampai kiamat selama NKRI ini masih ada," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta Eko Suwanto mengatakan pengawasan kepada anak-anak di saat bermain smartphone gadget di era digital sangat lah penting.

"Penting dalam sehari selama setengah atau satu jam anak-anak diajak dialog, curhat terhadap berbagai masalah yang dihadapi. Saat itulah orang tua bisa memberikan jawaban soal kehidupan mereka termasuk mengajarkan nilai-nilai luhur Pancasila. Itu penting agar anak-anak tidak curhat ke media sosial," ujarnya.

Selain itu, Eko menuturkan perlunya pengajaran nilai-nilai Pancasila sejak dini untuk menghindari perundungan. Hal yang sama disampaikan Kabiro Pemberitaan Parlemen Indra Pahlevii, jika zaman yang sudah berubah ini berbeda pula cara sosialosasi anak-anak berikut cara orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai luhur Pancasila dan budi pekerti di rumah dan lingkungan masyarakat.

"Kalau dulu orangtua marah dan menghukum ketika anak dianggap salah, tentu saat ini tidak cukup tanpa diberi kesadaran dan pengetahuan yang rasional. Dan, pasti untuk Pancasila dan budi pekerti untuk menghindari perundungan itu harus lebih ditekankan. Misalnya perlunya pelajaran Pancasila kembali diterapkan di sekolah sejak dini hingga di perguruan tinggi," ucap Indra.

Indra pun mengungkapkan bagaimana sebelumnya di era sebelum reformasi ada yang namanya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) agar peserta didik memahami dan mengamalkan Pancasila.

"Nah kalau dulu Penataran P4, kita belajar Pancasila," ujarnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Deputi Persidangan Suprihartini, Kepala Pusat Teknologi Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI Djaka Dwi Winarko, Kepala Pemberitaan DPD RI Mahyu, Ketua KWP Ariawan, dan para wartawan KWP.sinpo

Komentar: