DAMPAK PERANG IRAN-ISRAEL

Perang Iran-Israel Diprediksi Berdampak pada Kenaikan BBM Nonsubsidi

Laporan: Firdausi
Minggu, 14 April 2024 | 18:08 WIB
SPBU Pertamina (SinPo.id/ Istimewa)
SPBU Pertamina (SinPo.id/ Istimewa)

SinPo.id -  Harga minyak mentah terancam meroket setelah konflik Israel vs Iran memanas. Di sisi lain, rupiah jatuh dan terancam melemah ke level psikologis Rp 16.000.

Memanasnya geopolitik di Iran dan Israel diperkirakan akan berimbas pada kenaikan harga minyak mentah dunia, dan juga berpotensi menaikkan harga BBM nonsubsidi di Indonesia.⁠

Ekonom Center Of Reform On Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet, mengatakan serangan tersebut akan berdampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.

Pasalnya, harga minyak mentah dunia akan berada di atas asumsi makro yang ditetapkan oleh pemerintah USD 82 per barel.

"Jika sentimen ataupun perang ini berlangsung dalam periode yang tidak sebentar, maka periode harga minyak yang tinggi tentu akan terjadi karena kita tahu Iran merupakan salah satu produsen minyak global," kata Ekonom Center Of Reform On Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet dalam keterangannya, Minggu, 14 April 2024.

Menurut dia, Indonesia merupakan negara importir, karena itu bila harga mentah naik, maka Indonesia akan langsung melakukan penyesuaian kenaikan harga minyak tersebut.

"Penyesuaian kebijakan terutama kebijakan fiskal tentu perlu dilakukan untuk merespons kenaikan harga minyak tersebut," ungkapnya.

Adapun per hari ini, Minggu, 14 April 2024 harga patokan WTI maupun Brent diperdagangkan naik sekitar 2 persen, dengan Brent mencapai USD 91,56 per barel dan WTI mencapai USD 87,05 per barel, rekor kenaikan harga minyak mentah tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.⁠

Harga minyak mentah dunia tersebut berada di atas asumsi makro yang ditetapkan APBN 2024 sebesar USD 82 per barel. Meskipun pemerintah memastikan akan menahan kenaikan harga BBM nonsubsidi hingga Juni 2024.sinpo

Komentar: