Fadli Zon: Peran Parlemen Kini Diambil Gerakan Mahasiswa dan Buruh

Laporan: Lilis
Kamis, 22 Oktober 2020 | 17:32 WIB
Fadli Zon (Dok. Youtube Helmy Yahya Bicara)
Fadli Zon (Dok. Youtube Helmy Yahya Bicara)

sinpo - Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Fadli Zon menyebut Indonesia perlu civil society dan gerakan mahasiswa sebagai kontrol. Sebab parlemen dianggap tak mampu melakukan checks and balance. 

"Apalagi karena kekuatan parlemen itu memang di-absorb oleh kekuatan eksekutif dan itu kita lihat gejala paling tidaks setahun belakangan," kata Fadli diskusi virtual Forum Jurnalis Politik, Kamis (22/10/2020).

Ia menambahkan pada periode sebelumnya, parlemen masih diisi oposisi. Tapi oposisi yang mayoritas di parlemen berubah menjadi minoritas. Sekarang oposisi juga menjadi minoritas.

"Sehingga kamar legislatif tidak menjadi channel dalam perjuangan masyarakat dan rakyat. Apalagi kedaulatan partai lebih tinggi daripada kedaulatan rakyat dalam prakteknya. Ini yang juga perlu dikoreksi ke depan," kata Fadli.

Menurutnya, ada semacam dikotomi antara daulat rakyat dengan daulat partai. Sebab ketika ada partai yang sudah berkoalisi dengan koalisi pemerintah, legislatifnya juga ikut mendukung pemerintahan.

"Padahal seharusnya legislatif tetap menjadi oposisi dalam urusan mengawasi pemerintah, dalam tanda petik oposisi. Artinya sebagai pengawasan, ini yang tidak jalan," kata Fadli.

Ia menilai peran legislatif yang tidak berjalan diambil gerakan mahasiswa, buruh, dan pelajar. Menurutnya, saat ini konsolidasi kekuasaan berjalan dengan cepat dan berkoalisi dengan oligarki. Akibatnya kekuasaan menjadi sangat absolut.

"Lihat saja penanganan demonstrasi belakangan ini kan luar biasa. Saya kira ini juga perlu dikoreksi. Sekarang belum berdemonstrasi saja sudah dicegah atau ditangkap," katanya. sinpo

Komentar: