Pernyataan Lengkap Keluarga Kakek Dituduh Maling Tewas Dikeroyok Di Pulogadung

Laporan: Jihan Nabila
Senin, 24 Januari 2022 | 19:57 WIB
Konfrensi pers keluarga almarguh kakek Wiyanto Halim/Jihan/SinPo
Konfrensi pers keluarga almarguh kakek Wiyanto Halim/Jihan/SinPo

SinPo.id - Keluarga Wiyanto Halim (89 tahun), lansia yang tewas dikeroyok di Pulogadung karena ditudih mencuri buka suara meluruskan kabar simpang siur yang beredar.

Kuasa hukum keluarga korban, Freddy Y Patty menyampaikan, almarhum saat kejadian nahas itu membawa mobil sendiri, bukan mobil curian seperti dituduhkan kepada almarhum.

Ia menceritakan, almarhum mengalami pengeroyokan yang terbilang cukup sadis dari gerombolan massa yang mengejarnya. Bahkan ketika korban sudah kehilangan nyawanya pun, kata dia, pelaku masih memukul korban.

“Beberapa bagian kepalanya pecah dan langsung meninggal. Setelah meninggal pun, masih ada beberapa orang yang seperti melakukan penyiksaan terhadap jenazah beliau,” ungkap dia saat konfrensi pers, Senin (24/1).

“Ini buat kami bukan sekedar pengeroyokkan biasa. Ini pasti ada dalangnya, ada pihak-pihak yang memang menghendaki hal ini terjadi. Ini keyakinan keluarga,” tambahnya.

Lanjut dia, pihak kelaurga mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Kapolres Jakarta Timur yang begitu cepat memproses perkara ini.

“Kemarin pagi kami buat laporan polisi dan hari ini sudah P21. Beberapa orang sudah ditangkap dan dimintai keterangan dan kami sangat berharap bahwa para pelaku utama aktor dibalik kejadian ini bisa diusut dan motif apa yang membuat mereka melakukan ini bisa dibuktikan, bisa diketahui sehingga nyata bahwa keadilan di negeri ini masih bisa kita harapkan. Jangan ada hal hal yang disembunyikan,” imbuhnya.

Kronologis

Sepemahaman keluarga, kata dia, almarhum tidak pernah keluar malam karena memang usianya sudah 89 dan almarhum punya supir. Namun hari itu supir almarhum cuti.

“Saat beliau pergi pada sore bawa mobil ke mananya, keluarga tidak adayang tahu. Almarhum tidak kembali. Baru pagi hari dari pihak keluarga merasa bingung ke mana beliau pergi,” katanya.

“Keluarga saling menanyakan lewat telepon. Nah, baru tadi pagi pihak polres Jakarta Timur menyatakan bahwa bapak Wiyanto Halim sudah ada di Rumah Sakit Cipto dan sudah meninggal dunia,” terangnya.

Peristiwa Tidak Spontan

 

Ia menjelaskan, dasar pertama dari peristiwa iring-iringan  itu semuanya tidak terjadi secara spontan. Pertama, kata dia, ada pihak yang bagian memprovokasi maling-maling terus memprovokasi sepanjang jalan.

“Dan kalau kami perhatikan itu bukan hanya teriak memprovokasi tetapi motornya itu mengarahkan supaya mobil dari almarhum ini berjalan ke arah yang ia kehendaki begitu sepertinya. Ini sengaja dikirim ke arah tersebut kalau kita lihat videonya,” jelasnya.

Yang kedua, ada orang yang membuat video khusus membuat video dan memviral kan nya. Ketiga yang paling belakang iring-iringan. Nah kemudian di dalam iring-iringan itu ikut pula mobil patroli polisi.

“Nah ketika sampai di perempatan pulo kambing mobil polisi itu melakukan tembakan gas air mata sehingga mungkin karena akibat itu mobil berhenti dan ketika mobil berhenti saat itulah mobil dirusak, almarhum ditarik keluar lalu dilakukan pengeroyokan sampai meninggal dunia,” bebernya.

“Itu indikasi pertama,” katanya.

Bryna Halim - Anak Korban

Sementara itu, salah seorang anak korban, Bryna Halim mengatakan, pihak keluarga menuntut keadilan atas pengeroyokan tragis almarhum.

“Kita minta keadilan. Kalau sudah meninggal itu kita dapat apa? Bagaimana cara mengusut tuntas ini? Saya minta teman-teman wartawan kira-kira bisa bantu untuk memblow up sampai ke pemerintah bisa bantu saya untuk mengurus semuanya,” imbuhnya.

Apakah almarhum sempat ijin waktu malam itu?

Ia menjawab tidak. Karena, kata dia, almarhum biasanya pergi cuma sebentar ke satu tempat, habis itu pulang lagi.

“Ga pernah sampai malamm” tuturnya.sinpo

Komentar: