SBY Serukan Pemimpin Dunia Akhiri Perang di Gaza

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 05 Mei 2024 | 13:33 WIB
Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono. (SinPo.id/Istimewa)
Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono. (SinPo.id/Istimewa)

SinPo.id - Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, ada secercah harapan baik mengenai perkembangan situasi di Timur Tengah, berupa gencatan senjata (cease fire), menuju pengakhiran perang di Gaza secara lebih permanen. Karena itu, SBY menyerukan para pemimpin dunia untuk bersikap, dan tidak diam.

"Saya 'membaca' ada kehendak, paling tidak kesediaan, dari pihak-pihak yang berperang secara langsung (Israel dan Hamas) juga dari pihak yang berada di belakang layar untuk mencari solusi damai," tulis SBY, dalam akun media sosial X, pada Minggu, 5 Mei 2024.

SBY mengaku memahami bahwa negosiasi untuk mencapai kesepakatan (peace deal) selalu rumit dan tidak mudah dicapai. Karena, upaya peace deal sering gagal, lantaran masing-masing pihak memiliki ego dan ingin mendapatkan manfaat yang paling banyak, serta tidak mudah mencapai win-win solution.

Termasuk tantangan lain, bila ada pihak ketiga yang ikut bermain sesuai dengan kepentingannya masing-masing.

SBY menyampaikan, banyak contoh di seluruh dunia bahwa resolusi konflik berhasil karena pihak-pihak yang bersengketa mau 'mundur satu langkah ke belakang'. Implementasi dari peace deal juga sangat rentan dan setiap saat bisa kandas.

"Hal ini saya kemukakan karena saya juga memiliki pengalaman yang panjang dalam upaya resolusi konflik di Indonesia, maupun ketika ikut menengahi sejumlah konflik antar negara," katanya.

SBY menegaskan, perang di Gaza harus segera diakhiri. Untuk itu, para pemimpin dunia harus peduli dan tidak bersikap abstain. Disamping tragedi yang terjadi di Gaza sudah melampaui batas kemanusiaan, korban jiwa juga sangat tinggi baik di pihak Israel, terlebih lagi di pihak Palestina yang jauh lebih besar.

Selain itu, menurut SBY, bila ada yang berpendapat dalam sebuah peperangan 'collateral damage' (jatuhnya korban sipil dalam sebuah peperangan) tidak dapat dihindari. Namun,yang terjadi di Gaza sudah jauh melampaui batasan itu.

Sementara, jika peperangan makin meluas dan membesar, yang 'gelap' bukan hanya kawasan Timur Tengah, hampir semua negara akan merasakan dampak buruknya. Terutama jika dikaitkan dengan goncangan ekonomi global yang bakal terjadi.

Oleh sebab itu, upaya gencatan senjata permanen tidak hanya ditentukan oleh Israel dan Hamas saja.

Lebih lanjut, SBY meminta semua pihak yang terlibat juga berperan. SBY menilai, berhasil tidaknya upaya gencatan senjata menuju pengakhiran perang di Gaza, bukan hanya ditentukan oleh Israel dan Hamas semata. 
Negara-negara yang secara de facto sudah terlibat dalam konflik (baik langsung maupun tidak langsung), juga memiliki peran dan pengaruh yang penting.

"Ini sekaligus kita serukan kepada pihak-pihak yang terlibat untuk tidak hanya bersikukuh pada kepentingan nasional masing-masing, tetapi bangunlah kehendak yang baik untuk menghentikan tragedi kemanusiaan yang luar biasa ini. Prakarsa dari sejumlah negara yang berupaya dengan gigih untuk menghentikan peperangan di Gaza patut mendapatkan penghargaan dan dukungan secara internasional," tukasnya.sinpo

Komentar: