Mantan Pegawai KPK Terbitkan Buku Perlawanan Sehormat-hormatnya

Laporan: Sinpo
Sabtu, 01 Oktober 2022 | 14:00 WIB
Buku Perlawanan Sehormat-hormatnya (SinPo.id/Dok)
Buku Perlawanan Sehormat-hormatnya (SinPo.id/Dok)

SinPo.id -  Para mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tergabung dalam wadah Indonesia Memanggil atau IM57+ meluncurkan buku berjudul “Perlawanan Sehormat-hormatnya”. Buku yang diterbitkan bersama aliansi jurnalis independen Jakarta itu berisi cerita pegawai KPK disingkirkan dari Lembaga pemberantasan korupsi.

“Pluncuran buku ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan satu tahun IM57+ disingkirkan dari gedung merah putih, sebutan lain dari Gedung KPK,” kata Ketua IM57+ Mochamad Praswad Nugraha, saat peluncuran buku “Perlawanan Sehormat-hormatnya” Jum’at 30 September malam.

Praswad mengatakan, peringatan itu sekaligus menandakan perjuangan untuk menyuarakan kebenaran dan penegakan antikorupsi tidak akan pernah usai.

“Dies natalis ini kami lakukan tiap tahun sebagai bentuk tindakan #MenolakLupa, bahwa masyarakat dan kami, IM57+, merupakan satu kesatuan, bagian dari para pejuang pemberantasan korupsi yang ada di republik ini,” kata Praswad. menambahkan.

Buku yang diterbitkan itu akan menjadi potret perjalanan mantan pegawai di KPK dari pengalaman partikular setiap orang yang memiliki keunikan dari pengalaman masing-masing.

Mantan penyidik kasus korupsi bantuan sosial Covid-19 itu mengungkapkan, buku yang ditulis adalah potongan sejarah untuk dibaca publik. Proses pembuatan buku membutuhkan waktu hampir setahun. Mulai dari diskusi, pendampingan penulis oleh pengurus AJI Jakarta, hingga finalisasi akhir.

“Semoga buku ini bisa menunjukkan sisi lain yang belum tersampaikan dari tragedi penyingkiran melalui TWK,”  kata Praswad menjelaskan.

Buku itu memuat 25 tulisan yang ditulis oleh mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berdasarkan kesaksian dan pengalaman selama bekerja di lembaga antirasuah.

Buku itu menjadi gambaran bagaimana para pegawai yang telah berjasa dalam pemberantasan korupsi melihat berbagai sudut pandang tentang komisi antirasuah.

Ketua AJI Jakarta, Afwan Purwanto mengatakan, inisiatif pembuatan buku  tidak terlepas dari upaya AJI Jakarta untuk terlibat dalam gerakan pemberantasan korupsi. Selain itu, buku itu juga ditasbihkan untuk mendokumentasikan pengalaman mantan pegawai KPK yang disingkirkan dengan cara yang sistematis dan keji.

“Buku ini menjadi pengingat bahwa berani jujur itu seharusnya dicap hebat, bukan malah dipecat. Eks-KPK yang disingkirkan ini menunjukkan pada kita semua bahwa kerja yang berpihak pada kepentingan publik itu penuh risiko, tetapi itu tetap layak dan harus dilakukan,”  ujar Afwan.

Afwan juga mendorong agar jurnalis terlibat aktif dalam membongkar kasus-kasus korupsi dengan pendekatan jurnalisme. Menurut dia, saat KPK dalam e kondisi yang sulit menindak tegas koruptor, maka jurnalis harus mengambil peran dengan mengabarkan praktik korupsi kepada publik.

“Jurnalis bekerja untuk kepentingan publik, dengan cara mengawasi para penguasa dan melaporkan pada publik jika mereka menyalahgunakan kewenangannya,“ ujar Afwan menegaskan.sinpo

Komentar: