Laksmana Yudo Bakal Perankan Bimasena Dalam Gelar Wayang 'Pandowo Boyong' di TIM

Laporan: Bayu Primanda
Sabtu, 10 Desember 2022 | 12:26 WIB
Laksmana TNI Yudo Margono/Dispenal
Laksmana TNI Yudo Margono/Dispenal

SinPo.id -  Laksmana Yudo Margono memerankan tokoh Bimasena dalam gelaran wayang orang yang bakal digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Kamis, 15 Januari 2023 mendatang.

Calon Panglima TNI itu menjadi tokoh utama dalam gelaran bertajuk "Pandowo Boyong" bersama sejumlah perwira tinggi (PATI) TNI yang lain.

Pagelaran wayang orang ini akan melibatkan seluruh lapisan masyarakat Indonesia lintas generasi dan berbagai kalangan para seniman wayang orang seperti para Bharata, Perwira Tinggi (Pati) dan Prajurit TNI AL, para purnawirawan, tokoh-tokoh pecinta wayang orang serta sederet artis tanah air.

Dalam keterangan yang disampaikan Dispenal pada Sabtu, 10 Desember 2022 itu, Laksmana Yudo akan beradu peran dengan PATI TNI lain seperti Prabu Puntadewa yang diperankan Pangkoarmada RI Laksdya TNI Heru Kusmanto, dan Jayajarata yang diperankan Kadispenal Laksma TNI Julius Widjojono.

Sementara dari kalangan artis, Choky Sitohang dipercaya memerankan Tokoh Arjuna, Putri Khairunnisa sebagai Dewi Gendari dan Dewi Arimbi diperankan Marcella Zalianty. Dari tokoh masyarakat, Giok Hartono sebagai Bethari Pertiwi dan Aylawati Sarwono sebagai Banowati.

Terkait hal ini, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksmana TNI Yudo Margono menjelaskan pertunjukan wayang orang tersebut akan terasa lain dan istimewa, karena tidak dimainkan oleh para seniman profesional, tetapi rata rata diperankan oleh para pejabat dan prajurit TNI Angkatan Laut sendiri.

Kata Yudo, ini menjadi bukti bahwa TNI Angkatan Laut tidak main-main dalam mengambil peran aktif melestarikan kesenian wayang orang.

“Bangsa Indonesia seharusnya lebih memilih wayang sebagai tontonan sekaligus tuntunan dalam kehidupan. Tetapi, pada kenyataannya saat ini rakyat kita, khususnya generasi muda, lebih mengidolakan tokoh-tokoh superhero produk negara lain dibandingkan tokoh-tokoh pewayangan. Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk mengembalikan kecintaan masyarakat terhadap budaya sendiri”, ujar Kasal.

Lakon Pandawa Boyong ini mengisahkan babak ketika lima orang ksatria bersaudara boyongan atau pindah dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura.

Kepindahan itu untuk memerdekakan diri dari kekuasaan Kurawa. Mereka harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar dengan punya persenjataan lebih banyak. Namun berkat kesungguhan yang didasarkan niat baik, Pandawa dapat memenangkan perang.

Intinya boyongnya Pandawa ke Astina menjadi pesan moral masyarakat agar lebih memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila.

Bahkan sosok dalam Pandawa Lima pun relevan dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila. Puntadewa adalah simbol ke-Tuhanan yang menjadi sila pertama dalam Pancasila.

Bimasena yang adil dan penuh rasa kemanusiaan, mewakili sila ke dua Pancasila. Arjuna mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang dinyatakan dalam sila ke tiga Pancasila.

Nakula menyimbolkan sila ke empat, yaitu permusyawaratan masyarakat. Sedangkan kembarannya, Sadewa simbol dari sila ke lima, keadilan sosial yang benar-benar adil.
sinpo

Komentar: