BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem, Indonesia Mulai Masuk Periode Pancaroba

Laporan: Khaerul Anam
Senin, 26 Februari 2024 | 09:40 WIB
Ilustrasi cuaca ekstreme (SinPo.id/Pixabay.com)
Ilustrasi cuaca ekstreme (SinPo.id/Pixabay.com)

SinPo.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba atau peralihan musim yang diprakirakan berlangsung pada bulan Maret hingga April 2024.

"Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta dalam keterangannya, dikutip Senin, 26 Februari 2024.

Dwikorita menjelaskan, berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG, didapati bahwa saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan Indonesia. 

Dengan kata lain, hal itu mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim di bulan Maret hingga April.

"Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari," paparnya.

Menurutnya, hal tersebut terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses pengangkatan massa udara atau konveksi dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.

Kemudian karakteristik hujan pada periode ini cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Apabila kondisi atmosfer menjadi labil atau tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkatkan.

"Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas," paparnya.

"Curah hujan yang lebat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor, kami juga mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," tandasnya.sinpo

Komentar: