Motif Bunuh Diri Keluarga di Penjaringan, Kriminolog: Masalah Keuangan

Laporan: Sigit Nuryadin
Rabu, 13 Maret 2024 | 12:08 WIB
Ilustrasi. (SinPo.id/Thinkstock)
Ilustrasi. (SinPo.id/Thinkstock)

SinPo.id - Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Eliasta Meliala menduga motif satu keluarga bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 22 apartemen di Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) terkait masalah keuangan. 

"Saya duga ini masalahnya soal finansial yang menekan, utang yang besar yang mungkin harus dibayar," ujar Adrianus dalam keterangannya Rabu, 13 Maret 2024.

Kemungkinan, kata dia, jika satu keluarga itu telah berupaya mencari pinjaman untuk menutupi utangnya. Karena usaha tersebut gagal, maka keempat korban sepakat untuk bunuh diri

"Soal motif (masalah keuangan) masih dugaan ya. Karena saya juga membacanya dari berbagai berita saja. Kalau dilihat dari banyak kasus, memang masalah finansial, kalau memang ada, bisa menjadi sedemikian menekannya," tutur dia. 

Lebih lanjut, Adrianus memandang, kematian keempat korban sekeluarga tersebut bukan karena kesehatan mental, melainkan masalah sosial. 

"Artinya titik masalahnya bukan pada masalah yang kita sebut sebagai masalah kesehatan mental. Pada konteks kasus ini kelihatannya masalah kesehatan mentalnya mungkin tidak terlalu masalah," kata Adrianus. 

Apalagi, menurut Adrianus, keluarga umumnya saling menopang apabila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan mental. Namun dalam kasus ini para korban justru memilih mengakhiri hidupnya bersama-sama. 

"Ini tentu ada masalah lain yang menjadi akar masalahnya," ungkap dia. 

Diberitakan sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan masih menyelidiki motif empat orang yang tewas melompat dari lantai 22 sebuah apartemen di Penjaringan, Jakarta Utara.

"Untuk penyebab bunuh diri tersebut belum diketahui," kata Gidion pada Sabtu, 9 Maret 2024.

Korban laki-laki berinisial EA (51) dan JW (13) serta 2 perempuan berinisial AIL dan JL (16). Para korban mengalami luka di bagian kepala belakang hingga patah tangan dan kaki.

Sanggahan: Artikel ini merupakan produk jurnalistik dan tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.sinpo

Komentar: