Legislator PDIP: Takjil Tidak Beragama, Ini Tradisi Indonesia

Laporan: Firdausi
Rabu, 27 Maret 2024 | 15:25 WIB
Anggota DPR RI Andreas Hugo Pareira. (SinPo.id/Parlementaria)
Anggota DPR RI Andreas Hugo Pareira. (SinPo.id/Parlementaria)

SinPo.id - Anggota DPR RI Andreas Hugo Pareira menanggapi fenomena nonmuslim (nonis) ikut berburu takjil yang marak diperbincangkan publik pada bulan Ramadan saat ini.

Menurutnya, tren masyarakat nonmuslim membeli takjil adalah khas tradisi Indonesia yang tak perlu diributkan.

"Takjil ini kan makanan, cemilan yang sedap rasanya. Dan yang pasti takjil tidak beragama. Ini adalah fenomena tradisi Indonesia," kata Andreas saat dihubungi SinPo.id pada Rabu, 27 Maret 2024.

Politisi PDIP ini juga menyamakan, fenomen takjil seperti tradisi lebaran Hari Raya Idul Fitri. Di mana hari raya besar umat islam itu, semua antar umat ikut merayakan aspek tradisinya. Seperti merayakan halal bihalalnya.

"Sama seperti lebaran, buat banyak umat nonmuslim juga ikut merayakan aspek tradisinya, seperti halal bihalal, masak ketupat, dan opor ayam. Inilah Indonesia yang bhineka. Di mana antar umat beragama dalam hal tradisi dan budaya kita berbaur tanpa sekat," tuturnya.

Oleh karena itu, Andreas menyarankan, sebaiknya fenomena nommuslim berburu takjil itu tidak perlu dipermasalahkan. Mengingat uang yang digunakan memberi takjil, juga dari pribadi masing-masing.

"Siapa saja yang berminat punya uang bisa membeli, bisa membeli untuk dinikmati sendiri atau untuk diberikan kepada yang berpuasa. Tak usah dipermasalahkan," ujarnya. 

"Yang menjual takjil pun saya kira tidak menanyakan agama si pembeli takjil. Sehingga saya kira fenomena takjil ini adalah fenomena tradisi Indonesia," tandasnya lagi.sinpo

Komentar: