PILPRES 2024

Hasto Ibaratkan Gibran Sopir Truk, PAN: Move On Dong

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 31 Maret 2024 | 18:17 WIB
Waketum PAN Viva Yoga Mauladi (SinPo.id/ Khaerul Anam)
Waketum PAN Viva Yoga Mauladi (SinPo.id/ Khaerul Anam)

SinPo.id - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus Direktur Jubir TKN Prabowo-Gibran, Viva Yoga Mauladi, meminta Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berhenti menyerang sosok Gibran Rakabuming Raka. Baru-baru ini Hasto mengibaratkan Gibran seperti sopir truk yang mengalami kecelakaan di Gerbang Tol Halim, beberapa waktu lalu. 

"Ayo dong Mas Hasto, move on. Matahari setiap hari akan bersinar. Songsong dengan semangat baru, percaturan baru, posisi politik baru, untuk kemajuan Indonesia," kata Viva  kepada wartawan, Minggu, 31 Maret 2024. 

Menurut Viva, pernyataan Hasto itu bersifat character assasination kepada Gibran. Dan, sebuah pendidikan politik yang tidak baik.

"Narasi negatif, bully itu akan membuat sebagian masyarakat menilai bahwa Mas Hasto dan paslon 03 tidak memberikan pendidikan politik yang baik," kata dia.

Viva menilai, kalah atau menang dalam kontestasi politik merupakan persoalan yang biasa. Karena itu, Hasto semestinya menerima dengan lapang dada.

"Kalau sudah kalah, ya diterima dengan legawa, sabar, dan tawakal. Jangan memproduksi kata, bahasa, dan narasi negatif, yang menjadi sumber polusi udara politik Indonesia," tegas dia.

Lebih lanjut, Viva menilai, saat ini persaingan Pilpres sudah selesai. Karenanya, semua peserta sebaiknya kembali berkawan.

"Pilpres 2024 sudah tutup buku. Mari bersahabat dan berteman lagi. Nanti kita bertemu di Pilpres 2029, dengan kawan baru, dengan konfigurasi politik baru," tuturnya.

Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengibaratkan Gibran yang maju cawapres dengan sopir truk yang mengalami kecelakaan di Gerbang Tol Halim. Dimana, keduanya sama-sama belum cukup usia dalam menjalani masalah yang ada.

"Kemarin beberapa waktu lalu ada kecelakaan seorang anak usia 17 tahun, sopir truk ternyata SIM dia tidak punya, kedewasaan di dalam menghadapi problematika di jalan raya belum terjadi, hanya gara-gara menyenggol satu mobil dia lari karena kedewasaannya belum tercapai. Lalu menabrak dan mengena mobil lainnya," kata Hasto dalam diskusi bertajuk 'Sing Waras Sing Menang' yang disiarkan secara daring, Sabtu, 30 Maret 2024. 

Hasto mencontohkan, masalah kedewasaan pada suatu pekerjaan sangat penting dengan berkaca pada kecelakaan yang terjadi di Gerbang Tol Halim Perdanakusuma pada Rabu, 27 Maret 2024 lalu.

Seperti diketahui, kecelakaan itu terjadi akibat sopir truk yang belum cukup umur dan tidak mempunyai surat izin mengemudi (SIM) berkendara dengan ugal-ugalan. 

Hasto menganggap, sesuatu yang tidak ideal hanya akan menciptakan kerusakan.

"Kemudian di tengah-tengah itu muncul suatu tampilan bagaimana seorang anak presiden yang batas usia belum mencukupi, wali kota juga baru dua tahun, kemudian mendapatkan suatu preferensi," ujarnya. 

"Bagaimana kita mendidik anak-anak kita, bagaimana pelajaran agama bisa diterima, pendidikan budi pekerti agama bisa diterima, ketika ada di tingkat nasional hal-hal yang tidak bisa jadi gambaran sesuatu yang ideal, ini yang akan menciptakan kerusakan itu," kata Hasto.sinpo

Komentar: