DPR Minta Pemerintah Pastikan Stok Vaksin Aman

Laporan: Vera
Jumat, 06 Agustus 2021 | 09:45 WIB
Vaksin Covid-19/Reuters
Vaksin Covid-19/Reuters

SinPo.id - Bio Farma mengakui pasokan vaksin Covid-19 tidak mencukupi target percepatan vaksinasi dari pemerintah. Stok yang ada hanya mampu mencukupi target 1 juta suntikan per hari. 

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah agar memastikan  stok vaksin dalam negeri aman dan memprioritaskan distribusi melalui pemerintah daerah. 

"Bagaimana pemerintah mewujudkan target 3-5 juta dosis suntikan per hari, jika stok vaksin kurang? Bahkan beberapa daerah sudah mengeluhkan kekosongan vaksin. Jangan sampai kekosongan vaksin menjadi hambatan dalam percepatan herd immunity," kata Netty, Jumat (6/8).

Jadi, lanjut dia, pemerintah harus memiliki  strategi  dan upaya ekstra guna mencukupi kebutuhan vaksin. 

"Lakukan percepatan pengadaan vaksin, antara lain melalui skema  vaksin hibah dari WHO atau negara sahabat lainnya. Optimalkan peran sebagai anggota Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) agar lebih banyak mendapatkan stok vaksin gratis," ucap Netty. 

Selain itu, Netty mendorong agar pemerintah meningkatkan kapasitas produksi vaksin dalam negeri dengan mengolah vaksin bentuk bulk. 

"Indonesia membutuhkan jumlah vaksin yang sangat besar. Pemerintah harus mendorong industri farmasi dalam negeri meningkatkan  kapasitas produksi  agar vaksin dalam bentuk bulk bisa segera diolah menjadi vaksin siap suntik,” papar dia. 

Terkait info stok vaksin di sejumlah daerah  yang dilaporkan mulai menipis, bahkan habis, Netty meminta pemerintah memeriksa proses distribusi vaksin. 

"Pastikan penyaluran vaksin  merata dan berbasis pada risiko dan target prioritas atau public health (kesehatan masyarakat), bukan pada ekonomi maupun politik.  Jangan  salahgunakan distribusi  vaksin pada  hal-hal selain kepentingan kesehatan masyarakat. Prioritaskan distribusi melalui pemerintah daerah,” terang Netty. 

Netty juga mengatakan bahwa saat ini tingginya risiko dan angka kasus tidak hanya terjadi di Jawa- Bali. Oleh karena itu, lanjutnya, daerah di luar Jawa-Bali juga harus mendapat perhatian yang proporsional dalam pendistribusian vaksin. 

“Bisa kacau jika distribusi vaksin tidak menggunakan indikator  kesehatan masyarakat.  Saat ini daerah berisiko tinggi juga terjadi di luar Jawa- Bali. Memprihatinkan jika daerah-daerah tersebut kekurangan vaksin dan bahkan stoknya kosong," jelas Netty.sinpo

Komentar: