Pak Jokowi, Masih Ada Impor Beras 41.600 Ton Tuh! PKS: Kenapa Bilang Gak ada?

Laporan: Samsudin
Kamis, 02 Desember 2021 | 09:37 WIB
Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP PKS, Riyono/ist
Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP PKS, Riyono/ist

SinPo.id - Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Riyono mengkritisi pernyataan Presiden Jokowi soal penyetopan impor beras. Pasalnya, apa yang disampaikan kepala negara dituding tidak sesua kenyataan di lapangan.

Riyono menjelaskan, impor beras masih terjadi dan ditemukan. Berdasarkan data BPS, katanya, sepanjang Juli 2021, ada sekitar 41.600 ton realisasi impor atau setara 18 juta USD.

Kenyataan tersebut membuat kondisi harga gabah di bulan Maret - Juni yang hanya 3500 - 4000 rupiah/kg membuat petani menjerit karena rugi.

“Jadi pernyataan Presiden dalam acara tanam padi di Trenggalek, Jawa Timur bahwa sepanjang tahun 2021 Indonesia tidak ada impor beras sungguh sangat disayangkan. Itu terbantahkan dengan data BPS,” tegas Riyono dikutip SinPo.id, di laman pks.go.id, Kamis (3/12).

“Janji setop impor beras masih menjadi mimpi yang belum bisa terealisasi sampai saat ini. Kegaduhan keputusan impor 1.5 juta ton beras di bulan mei 2021 yang akhirnya atas tekanan publik dibatalkan,” sambungnya.

Riyono menjelaskan, PKS sejak awal konsisten bahwa impor beras melukai rasa dan keadilan kepada petani yang sudah berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi ditengah pandemi.

“Impor beras wajib ditolak," tegasnya.

Sambung Riyono, manajemen dan politik pangan nasional Indonesia semakin tidak jelas. Ditambah lagi inkordinasi antar lembaga dalam pemerintahan yang simpang siur membuat sebuah kebijakan bias siapa yang akan bertanggungjawab.

Akibatnya rakyat yang menjadi korban, bilang impor ditiadakan namun ternyata ada juga kegiatan impor, imbasnya harga gabah petani hancur.

"Presiden dapat kabar dan data dari mana kalau sampai November gak ada impor?" tanya Riyono.

Menurut Riyono kondisi perberasan nasional tercatat bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi mencapai 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2020, naik tipis 0,08 persen atau 45.170 ton dari produksi pada 2019 yang sebesar 54,60 juta ton.

Jika dikonversikan menjadi beras, maka sepanjang 2020 produksi beras mencapai 31,33 juta ton. Realisasi ini naik tipis 0,07 persen atau 21.460 ton dari produksi beras di 2019 yang sebesar 31,31 juta ton.

Peningkatan produksi akan bisa naik di 2021. BPS mencatat potensi produksi padi dalam negeri selama Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 25,37 juta ton gabah kering giling (GKG).

"Prestasi petani yang sudah berhasil memenuhi cadangan pangan nasional, kenapa harus selalu dibalas dengan kebijakan yang tidak pro petani?" tutup Riyono.sinpo

Komentar: