KSAD Rekrut Santri Jadi Prajurit TNI, Pengamat: Tujuan Baik Bisa Jadi Masalah

Laporan: Ari Harahap
Rabu, 08 Desember 2021 | 16:47 WIB
Pengamat ISESS, Khairul Fahmi/Ist
Pengamat ISESS, Khairul Fahmi/Ist

SinPo.id - Rekrutmen prajurit TNI yang berlatar belakang pemahaman agama dalam hal ini Islam, disebut sudah harus dilakukan tanpa disampaikan secara terbuka.

Karena hal tersebut akan memunculkan kesan ada pengistimewaan sehingga bisa dibilang diskrimnatif bagi pihak yang lain.

Demikian kata Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi dalam diskusi bertajuk 'TNI Rekrut Santri Untuk Memperkokoh NKRI' di komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (8/12).

"Menurut saya itu mestinya dikoreksi sedikit akan merekrut prajurit-prajurit dengan latar belakang keagamaan yang kuat," ujar Khairul.

Fahmi mengingatkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral Dudung Abdurrachman untuk berhati-hatilah ketika berbicara, supaya tidak menimbulkan polemik di belakang yang kemudian justru bisa menimbulkan kegaduhan sehingga kita sulit fokus pada tujuan baiknya.

"Walaupun tujuannya baik, tapi bisa saja ini menjadi masalah ya supaya kita bisa hindari, supaya kita fokus pada bagaimana membenahi persoalan-persoalan yang terkait di Internal TNI yang terkait dengan terutama mental ideologi ini," katanya.

Menurutnya, rekrutmen prajurit dengan pemahaman agama yang kuat, baik agama apapun memang menjadi prasyarat dan sudah menjadi prasyarat dalam tes.

"Misalnya tentang mental, ada profiling, penggalian informasi terkait dengan pemahaman agama, saya kira itu penting menjadi bagian dari proses rekrutmen personil TNI disemua tingkatan," tegasnya.sinpo

Komentar: