Situasi Mereda, Pasukan CSTO Mulai Tinggalkan Kazakhstan

Laporan: Azhar Ferdian
Jumat, 14 Januari 2022 | 02:52 WIB
Aksi unjuk rasa di Kazakhstan/Net
Aksi unjuk rasa di Kazakhstan/Net

SinPo.id - Blok militer yang dipimpin Rusia mulai menarik diri dari Kazakhstan pada Kamis (13/1), setelah pengerahan selama seminggu di tengah ledakan kerusuhan di negara tersebut. 

Pekan lalu, Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) untuk mengamankan negaranya. 

“Berkat kedatangan Anda, militer Kazakh dan pasukan keamanan dapat melaksanakan tugas segera mereka untuk menemukan dan menahan bandit,” kata Wakil Menteri Pertahanan Kazakh Mukhamedzhan Talasov kepada pasukan CSTO pada upacara keberangkatan di Almaty, seperti dikutip dari Reuters. 

Pihak berwenang Kazakhstan mengumumkan penyelesaian dari apa yang mereka sebut "operasi anti-teroris" di sebagian besar negara itu pada Rabu, meskipun mereka belum menyatakan kota terbesarnya Almaty sepenuhnya aman. Tidak jelas berapa banyak pasukan dari sekitar 2.500 yang dikirim oleh CSTO yang segera pergi. 

Pasukan CSTO pertama kali dikerahkan ke gedung-gedung pemerintah di ibu kota Nur-Sultan, jauh dari pusat kerusuhan, dan kemudian menjaga beberapa objek infrastruktur utama di Almaty, seperti pembangkit listrik besar. 

Rusia menyatakan, penarikan pasukan akan selesai pada 19 Januari, lebih awal dari yang diumumkan sebelumnya. Pengerahan mereka telah dikritik oleh para pemimpin Barat, yang khawatir dengan penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina. 

Moskow telah membantah tuduhan bahwa pihaknya berencana untuk menyerang, tetapi mengatakan pembicaraan keamanan minggu ini telah menemui jalan buntu dan mengancam konsekuensi yang tidak ditentukan. 

Presiden Vladimir Putin mengatakan, misi di Kazakhstan telah berhasil dan merupakan praktik yang memerlukan studi lebih lanjut. Putin pun memuji kerja penjaga perdamaian CSTO.sinpo

Komentar: