Dialog Kedua Rusia-Ukraina Digelar Hari Ini, Berikut Pembahasannya

Laporan: Azhar Ferdian
Rabu, 02 Maret 2022 | 07:02 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin/Net
Presiden Rusia Vladimir Putin/Net

SinPo.id - Putaran kedua dialog antara Rusia dan Ukraina terkait invasi Moskow ke negara pecahan Uni Soviet itu dilaporkan akan berlangsung hari ini, Rabu (2/3).

Mengutip seorang sumber dari delegasi Rusia, kantor berita TASS melaporkan kedua belah pihak telah menyepakati putaran kedua perundingan berlangsung tanggal 2 Maret.

Kantor berita Rusia RIA juga melaporkan dialog akan kembali berlangsung di Belarus, dekat perbatasan dengan Polandia. Informasi itu didapat dari politikus Belarus Yury Voskresensky.

Menurut Voskresensky, anggota pertama delegasi Rusia akan tiba di Ibu Kota Minsk Selasa (1/3) malam.

Rumor putaran kedua perundinga muncul setelah delegasi Ukraina dan Rusia gagal menyepakati gencatan senjata dalam dialog perdana mereka pada Senin (28/2).

Padahal, salah satu tujuan Ukrainasetuju berdialog dengan Rusia adalah guna menyerukan gencatan senjata secepatnya.

"Delegasi Ukraina dan Rusia mengadakan negosiasi putaran pertama. Tujuannya adalah membahas gencatan senjata dan pertempuran di wilayah Ukraina. Setiap pihak telah menentukan topik di mana keputusan telah dipetakan. Agar keputusan ini dapat diimplementasikan, seluruh pihak setuju untuk kembali berkonsultasi ke ibu kota masing-masing," kata perwakilan delegasi Ukraina dalam perundingan itu, Mikhaylo Podolyak, kepada wartawan usai dialog berlangsung.

"Seluruh pihak terkait sepakat menggelar dialog putaran selanjutnya di mana keputusan ini dapat dikembangkan," kata Podolyak yang merupakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Perundingan kedua belah pihak berlanjut meski Rusia terus membombardir sejumlah kota besar di Ukraina seperti Kharkiv dan Ibu Kota Kiev pada Selasa (1/2). Setidaknya 15 orang tewas akibat gempuran Rusia di dua kota tersebut.

Pertama, Ukraina harus bersikap Netral dan tidak memihak pada Barat.

Kedua, Putin menyatakan solusi kunci lainnya untuk menyelesaikan konflik kedua negara ini adalah Ukraina harus menghapus pengaruh Nazi atau praktik fasisme (denazifikasi) dan demiliterisasi.

Ketiga, Ukraina harus mengakui Crimea sebagi wilayah Rusia. Crimea merupakan bagian dari wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia pada 2014.sinpo

Komentar: