Gerindra Ajak Semua Pihak Bijak Tanggapi Video Relawan Jokowi

Laporan: Juven Martua Sitompul
Selasa, 29 November 2022 | 15:22 WIB
Habiburokhman/Parlementaria
Habiburokhman/Parlementaria

SinPo.id -  Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Habiburokhman meminta semua pihak bijak menanggapi video ajakan relawan Joko Widodo (Jokowi) untuk 'menggempur' pengkritik pemerintah. Apalagi, video yang viral itu tidak utuh.

"Saya pikir kira mesti bijak. Hati boleh panas, kepala tetap harus dingin. Kita semua bersaudara. Kita melihat persoalan harus lengkap," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 29 November 2022.

Dia berharap polemik ini tidak dibesar-besarkan. Baik elite politik atau masyarakat harus bisa melihat persoalan ini dengan jeli.

Habiburokhman mengajak semua pihak mengikuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) termasuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (Pak Bowo) agar tidak berkutat pada hal-hal yang bisa melahirkan perpecahan.

"Saat-saat seperti ini, benar kata Pak Jokowi dan Pak Prabowo, yang sesuatu menimbulkan perpecahan jangan kita besar-besarkan. Tapi sesuatu yang mendorong persatuan lah yang kita perjuangkan," kata dia.

Lebih jauh, Habiburokhman ogah menanggapi kasus ini. Dia kembali meminta semua pihak menunggu klarifikasi dari relawan Jokowi.

"Kita melihat persoalan harus lengkap, dan kita menunggu klarifikasi Benny (Benny Rhamdani) bahwa seperti apa maksud dan ucapan," tegas dia.

Video Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani yang meminta restu kepada Presiden Jokowi untuk 'menggempur' pengkritik pemerintah viral di media sosial.

Setelah heboh, Benny masih mengaku heran kalau ada pihak yang mempersoalkan pernyataannya dalam video. Dia mempertanyakan alasan dirinya tidak boleh marah karena Jokowi kerap diserang.

"Yang kita soroti dalam perjalanan kebangsaan ini, ini sudah bukan kritik, lihat cara-cara yang mereka lakukan selama ini upaya untuk mendelegitimasi, menjatuhkan pemerintahan. Selalu dengan pola yang sama penyebaran kebencian, fitnah, adu domba antarsuku dan agama, berita-berita hoax bahkan penghinaan dan pencemaran terhadap simbol-simbol negara, Presiden, Ibu Negara," kata Benny.sinpo

Komentar: