Kasus Polio di Aceh Diduga Bermula dari Vaksin Tetes OPV

Laporan: Galuh Ratnatika
Rabu, 30 November 2022 | 19:58 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)

SinPo.id -  Kasus polio di provinsi Aceh bukan hanya disebabkan tidak meratanya vaksinasi, tetapi juga diduga bermula dari Oral Polio Vaccine (OPV) atau vaksin tetes. Virus aktif dari vaksin tetes masih dapat menyebar melalui tinja anak yang divaksin. Kondisi itu terjadi jika lingkungan tidak bersih maka virus akan dengan mudah menyebar ke anak lainnya.

"OPV yang oral itu teknologi vaksinnya adalah teknologi virus yang dilemahkan, jadi virusnya masih hidup. Kalau yang disuntik, virusnya sudah mati, jadi enggak bisa menular lagi," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu 30 November 2022.

Budi juga menjelaskan, menyebarnya virus polio dibarengi dengan tidak meratanya pemberian vaksin. Karena virus dari tinja anak yang sudah divaksin akan mudah menular kepada anak yang belum divaksin.

"Karena vaksinasi tidak merata. Kalau vaksinasinya merata, virus yang dari vaksin ini kalau masuk ke anak, anaknya sudah divaksin, itu enggak ada masalah. Tapi karena anaknya belum divaksin itu masalah," ungkapnya.

Kemeterian Kesehatan di bawah arahan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, akan terus menggencarkan vaksin polio, untuk menindaklanjuti Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus polio di Pidie, Aceh. 

Bahkan menurut Budi, vaksinasi polio untuk anak-anak di bawah 12 tahun sudah melebihi target per hari, dengan total target 91 ribu anak dalam sepekan.

"Pak Maxi udah bikin target vaksin semuanya 7 hari, kami mau selesai 91 ribu anak,” katanya. 

Menkes menyebut vaksin polio per hai  12.900, ternyata hari pertama sekitar 14 ribu, sedangkan hari kedua 15 ribu anak, sehingga selalu di atas target sehingga diharapkan seminggu selesai.sinpo

Komentar: