Agresi Israel ke Gaza

Warga Gaza Terancam Kelaparan

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 17 November 2023 | 14:19 WIB
Warga anak-anak di Jalur Gaza, Palestina. Mereka terancam kelaparan (SinPo.id/Reuters)
Warga anak-anak di Jalur Gaza, Palestina. Mereka terancam kelaparan (SinPo.id/Reuters)

SinPo.id -  Konflik bersenjata antara pasukan Hamas dan tentara Israel membuat warga di Jalur Gaza, Palestina terancam kelaparan karena menipisnya pasokan makanan. Warga tak bisa berbuat banyak di tengah pengepungan Israel.

“Dengan semakin dekatnya musim dingin dan tempat penampungan yang tidak aman dan penuh sesak, serta kurangny air bersih, masyarakat Gaza menghadapi kemungkinan kelaparan,” kata Juru bicara Program Pangan Dunia PBB (WFP) untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Abeer Etefa, dilansir dari Anadolu Agency, Jumat 17 November 2023.

Abeer mengatakan, saat ini warga Gaza menjadi semakin putus asa setiap hari dalam mencari roti dan bahan makanan pokok lainnya. Bahkan roti yang menjadi makanan sehari-hari mereka, menjadi suatu kemewahan di tengah krisis kemanusiaan yang melanda.

“Kami sudah mulai melihat kasus dehidrasi dan malnutrisi, yang meningkat pesat dari hari ke hari,” ujar Abeer menambahkan.

Menurut dia, dengan hanya 10 persen dari kebutuhan pasokan makanan dan minuman di Gaza sejak awal konflik membuat warga setempat menghadapi kesenjangan pangan yang sangat besar.

Data yang ia sebutkan menunjukkan ada 2,2 juta warga di jalur Gaza membutuhkan bantuan pangan, karena produksi pangan hampir terhenti total akibat blokade yang dilakukan Israel. WFP juga meminta jumlah truk yang menyeberang agar bisa membawa bantuan makanan perlu ditingkatkan.

Selain krisis pangan, perang yang terjadi di Gaza membuat jumlah pengungsi semakin besar, bahkan saat ini merupakan yang terbesar sejak tahun 1948.  Catatan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), menyebutkan setidaknya 11.500 warga Palestina telah terbunuh, termasuk di antaranya 7.800 wanita dan anak-anak, dan lebih dari 29.200 orang terluka. 

"Anak-anak di tempat penampungan memohon seteguk air dan sepotong roti. Mereka juga harus menunggu dua hingga tiga jam untuk ke kamar mandi. Semua ini membawa kita kembali ke abad pertengahan," Direktur komunikasi di Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), Juliet Touma.sinpo

Komentar: